Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Pemimpin Taliban Minta Dunia Jangan Ajari Cara Mengurus Afghanistan

Mediaindonesia.com
01/7/2022 21:56
Pemimpin Taliban Minta Dunia Jangan Ajari Cara Mengurus Afghanistan
Hibatullah Akhundzada.(AFP/Taliban.)

PEMIMPIN tertinggi Taliban Hibatullah Akhundzada menyerukan pada Jumat (1/7) agar dunia berhenti memberi tahu mereka cara menjalankan Afghanistan. Ia berkeras bahwa hukum syariah satu-satunya model untuk negara Islam yang sukses.

Akhundzada, yang tidak difilmkan atau difoto di depan umum sejak Taliban kembali berkuasa pada Agustus, berbicara di depan pertemuan besar para ulama di ibu kota Afghanistan. Lebih dari 3.000 ulama berkumpul di Kabul sejak Kamis untuk pertemuan tiga hari khusus pria. 

Penampilan Akhundzada telah dikabarkan selama berhari-hari, meskipun media dilarang meliput acara tersebut. "Mengapa dunia mencampuri urusan kita?" tanyanya dalam pidato selama satu jam yang disiarkan oleh radio pemerintah.

"Mereka mengatakan, 'Mengapa kamu tidak melakukan ini, mengapa kamu tidak melakukan itu?' Mengapa dunia ikut campur dalam pekerjaan kita?"

Baca juga: Daftar Gempa paling Mematikan di Afghanistan

Akhundzada jarang meninggalkan Kandahar, tempat kelahiran dan jantung spiritual Taliban, dan selain dari satu foto tak bertanggal dan beberapa rekaman audio pidato, hampir tidak memiliki jejak digital. Namun para analis mengatakan mantan hakim pengadilan syariah itu memiliki pegangan yang kuat pada gerakan tersebut dan dia menyandang gelar Panglima Setia.

Kedatangannya di aula pertemuan disambut dengan sorak-sorai dan nyanyian, termasuk, "Hidup Imarah Islam Afghanistan," nama Taliban untuk negara itu. Kemunculan Akhundzada terjadi seminggu setelah gempa kuat melanda bagian timur negara itu, menewaskan lebih dari 1.000 orang dan menyebabkan puluhan ribu kehilangan tempat tinggal.

Tidak ada wanita yang menghadiri pertemuan ulama itu. Namun sumber Taliban mengatakan kepada AFP minggu ini bahwa masalah pelik seperti pendidikan anak perempuan--yang telah memunculkan beda pendapat dalam gerakan itu--akan dibahas. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya