Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Warga Sipil Ukraina Dilatih Tentara di Pangkalan Bucha

Nur Aivanni
18/6/2022 10:48

PULUHAN warga sipil Ukraina berpakaian dengan warna khaki melakukan latihan militer pada Jumat (17/6) di posisi berbenteng yang ditinggalkan oleh pasukan Rusia di Bucha, sebuah kota yang identik dengan kejahatan perang yang dituduhkan pada pasukan Moskow.

Memegang senapan dan mengenakan balaclava, para sukarelawan dilatih oleh tentara Ukraina dan telah mendaftar untuk mempertahankan negara mereka dari serangan Rusia.

"Kebanyakan yang ada di sini bukan tentara. Mereka hanya warga sipil yang ingin membela negaranya - 50% dari mereka belum pernah memegang senjata sampai hari ini," kata seorang sersan yang dikenal sebagai "Ticha".

Pasukan Rusia menyerbu Bucha, pinggiran barat laut Kyiv, tiga hari setelah serangan mereka di Ukraina dimulai pada 24 Februari.

Mereka mundur pada April sebagai bagian dari pemindahan besar-besaran ke timur, meninggalkan jejak mayat sipil – beberapa dengan tangan terikat – di belakang mereka.

Banyak orang Ukraina yang telah meningkatkan pangkat tentara setelah invasi tersebut telah menerima pelatihan di hutan yang sebelumnya ditempati oleh tentara Rusia.

Para sukarelawan telah merebut kembali daerah tersebut, yang sekarang dipenuhi oleh tumpukan tanah, tempat perlindungan dan lubang raksasa setelah pasukan penyerang meninggalkan lokasi tersebut.

Baca juga: Tujuh Negara Anggota NATO Dukung Swedia dan Finlandia

"Rusia menggali lubang ini, 7.000 lubang besar untuk kendaraan lapis baja, tank, tanker. Itu banyak, dan mereka bersiap untuk tinggal di sini untuk waktu yang lama," kata juru bicara pasukan pertahanan teritorial Ukraina Valentyn Kalachnyk.

Ticha mengatakan kepada AFP bahwa latihan tersebut, yang berlangsung di bawah pengawasan staf militer Ukraina, akan membuat penduduk setempat lebih siap jika pasukan Moskow menyerang Bucha lagi.

"Jika Orc (tentara Rusia) kembali, kami akan mampu menghadapi mereka, tidak seperti pertama kali. Kami tidak siap untuk itu," katanya.

"Kami mengajari mereka apa yang kami ketahui, lebih dari apa yang Anda pelajari dari instruktur yang dikirim oleh NATO," terangnya.

"Ada latihan konstan di sini. Ada banyak sukarelawan, selalu ada antrian di kantor pendaftaran militer untuk bergabung dengan tentara," tambah Kalachnyk.

Sementara itu, sejumlah video beredar di media sosial Telegram, tentara Ukraina gencar merekrut warga sipil untuk menjadi tentara termasuk mendatangi sejumlah lokasi  wisata.

Para tentara Ukraina mengajak warga sipil bergabung melawan tentara Rusia. Namun tak semua pria bersedia menjadi tentara dan beberapa mereka menolak dan berusaha menjauh saat para tentara mendekat. (AFP/Nur/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya