Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Tujuh Negara Anggota NATO Dukung Swedia dan Finlandia

 Cahya Mulyana
15/6/2022 09:56
Tujuh Negara Anggota NATO Dukung Swedia dan Finlandia
Para pemimpin negara dari anggota NATO bertemu dan berpose di Den Haag, Belanda, Selasa (14/6) jelang KTT NATO di Madrid, Spanyol.(Sem van der Wal / ANP / AFP)

TUJUH negara NATO menjanjikan dukungan mereka terhadap Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan aliansi tersebut.

Ketujuh negara itu juga akan menyediakan lebih banyak senjata berat untuk membantu Ukraina.

Dukungan tersebut disuarakan setelah pertemuan informal di kediaman resmi Perdana Menteri Belanda Mark Rutte di Den Haag yang diselenggarakan bersama oleh mitranya dari Denmark, Mette Frederiksen.

Para pemimpin lain yang hadir adalah presiden Rumania dan perdana menteri Belgia, Polandia, Portugal, dan Latvia.

"Pesan saya tentang keanggotaan Swedia dan Finlandia adalah saya sangat menyambutnya," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.

"Ini keputusan bersejarah. Itu akan memperkuat mereka, itu akan memperkuat kita," katanya.

Namun, kata Stoltenberg, aliansi itu juga harus menanggapi secara serius kekhawatiran yang diangkat oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Turki memveto keanggotaan untuk kedua negara itu, sampai mereka mengubah kebijakan mereka dalam mendukung militan Kurdi yang dianggap oleh Ankara sebagai teroris.

Baca juga: Sekjen NATO Desak Negara Barat Kirim Persenjataan Berat ke Ukraina

"Tidak ada sekutu NATO lain yang menderita serangan teroris lebih dari Turki," kata Stoltenberg.

Stoltenberg mengatakan, dia senang Pemerintah Swedia telah mengkonfirmasi 'kesiapannya' untuk mengatasi kekhawatiran Turki sebagai bagian dari memikul kewajiban keanggotaan NATO di masa depan.

Dalam kesempatan ini, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki, mengkritik dukungan sejauh ini untuk Ukraina, yang berulang kali menyerukan senjata yang lebih banyak dan lebih berat.

"Kami belum melakukan cukup banyak untuk membela Ukraina, untuk mendukung rakyat Ukraina, untuk mempertahankan kebebasan dan kedaulatan mereka. Dan inilah mengapa saya mendesak Anda, saya meminta Anda untuk berbuat lebih banyak untuk mengirimkan senjata, artileri ke Ukraina," kata Morawiecki.

"Di mana kredibilitas kami jika Ukraina gagal? Bisakah kita membayangkan bahwa Ukraina gagal dan kita kembali ke bisnis seperti biasa? Mudah-mudahan tidak," imbuhnya.

Pertemuan itu dilakukan menjelang pertemuan puncak NATO pada 29-30 Juni di Madrid yang akan berusaha untuk menetapkan arah yang sulit bagi aliansi di tahun-tahun mendatang.

Stoltenberg mengatakan, aliansi tersebut telah meningkatkan pertahanannya setelah invasi Rusia ke Ukraina. "(Serangan) memperkuat kemampuan kami untuk melindungi dan mempertahankan setiap inci wilayah sekutu NATO," sambung dia.

Dia mengatakan bahwa di Madrid, NATO akan mengambil langkah selanjutnya dan menyetujui penguatan besar.

"Malam ini kami membahas perlunya kehadiran ke depan yang lebih kuat dan siap tempur, bahkan kesiapan yang lebih tinggi dan lebih banyak peralatan dan persediaan yang telah ditempatkan sebelumnya," ucap Stoltenberg.

Dia juga mengatakan, Ukraina harus memiliki lebih banyak senjata berat, dan sekutu serta mitra NATO telah menyediakan senjata berat sekarang untuk waktu yang lama.

Pertemuan itu menyusul hal yang sama pada Jumat (10/6) lalu di Bucharest dari sembilan negara NATO di sayap timur aliansi.

Beberapa pemimpin mendesak NATO untuk meningkatkan perlindungan sehubungan dengan perang berkepanjangan Rusia melawan Ukraina.

“Kita perlu memastikan bahwa NATO mampu dan siap untuk merespons secara efektif dan terkalibrasi terhadap ancaman yang dihadapinya," kata Presiden Rumania Klaus Iohannis kepada wartawan setelah pertemuan Jumat.

"Aliansi harus mampu mempertahankan setiap inci wilayahnya," serunya.

Diketahui sebanyak tiga anggota NATO yakni Bulgaria, Rumania, dan Turki, berbatasan dengan Laut Hitam, yang telah berubah menjadi medan pertempuran utama dalam perang di Ukraina. (New York Post/Cah/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya