Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Inggris Kecam 100 Hari Rusia Serang Ukraina

Cahya Mulyana
09/6/2022 10:48
Inggris Kecam 100 Hari Rusia Serang Ukraina
Ilustrasi(AFP/Tolga Akmen )

Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengecam Rusia yang telah melancarkan serangan terhadap Ukraina yang sudah berlangsung 100 hari. Inggris menyatakan akan terus mendukung Ukraina.

"Hari ini menandai 100 hari yang kelam sejak Putin melancarkan perang yang tidak sah dan ilegal melawan Ukraina," kata Liz dalam siaran pers Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Rabu (8/6).

Liz mengatakan Inggris akan tetap teguh mendukung Ukraina dan memastikan bahwa negara itu akan memenangkan perlawanan terhadap Rusia. Terlebih invasi Rusia berlawanan dengan upaya dunia meningkatkan kesejahteraan dan perdamaian.

"Invasi Putin telah membawa kematian dan kehancuran dalam skala yang tidak terlihat di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Perang ini memiliki konsekuensi besar bagi perdamaian, kemakmuran, dan ketahanan pangan global. Itu penting bagi kita semua," paparnya.

Dalam 100 hari invasi Rusia ke Ukraina, dia menyampaikan penghormatan kepada ribuan warga sipil tak berdosa yang terbunuh sejak invasi, dan menegaskan kembali dukungan Inggris untuk pertahanan Ukraina.

Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan bahwa invasi Rusia telah melanggar prinsip dasar hukum internasional.

"Invasi Putin yang agresif dan tidak beralasan melanggar prinsip dasar hukum internasional - bahwa negara memiliki kedaulatan teritorial dan hak untuk menentukan kebijakan luar negeri mereka sendiri," kata Owen Jenkins.

Ia menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai yang bertanggung jawab atas invasi Rusia ke Ukraina. Setiap negara saat ini menderita akibat dampak dari invasi Rusia karena invasi tersebut menyebabkan kenaikan harga pangan dan energi, serta mengancam pertumbuhan ekonomi.

Untuk mengatasi dampak tersebut, Inggris, kata dia, telah menjadi salah satu donor utama yang menawarkan dukungan kepada negara-negara yang paling parah terkena dampak kenaikan harga pangan dan komoditas.

Inggris, katanya, telah mengumumkan bantuan sebesar 3 miliar poundsterling selama tiga tahun ke depan untuk mencegah kelaparan dan mengurangi penderitaan. Inggris juga akan terus memberikan bantuan kemanusiaan bagi orang-orang yang rentan di negara-negara seperti Yaman, Afghanistan, Ethiopia dan Suriah, yang semuanya akan terkena dampak kenaikan harga pangan akibat invasi Rusia ke Ukraina. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya