Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Oposisi Serang Erdogan dengan Isu Inflasi

Cahya Mulyana
22/4/2022 08:54
Oposisi Serang Erdogan dengan Isu Inflasi
Pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP) Kemal Kilicdaroglu (kanan) dan sang istri Selvi menggunakan lampu gas usai jaringan listriknya diputus(AFP/ALP EREN KAYA)

OPOSISI Turki menggunakan isu inflasi meroket untuk menyerang elektabilitas Presiden Recep Tayyip Erdogan. Kemal Kilicdaroglu dari Partai Rakyat Republik (CHP) meyakini isu kemunduran ekonomi dapat membuat rakyat Turki enggan memilih kembali Erdogan di pemilu Juni 2023.

Mantan pegawai negeri berusia 73 tahun itu mengumumkan pada bulan Februari bahwa dia akan berhenti membayar tagihan listrik yang meningkat drastis. Kenaikan tarif tersebut dipicu inflasi dan penurunan nilai tukar lira.

Para ekonom menghubungkan masalah sosial Turki dengan pendekatan ekonomi yang tidak konvensional oleh Erdogan. Erdogan telah mengatur pemotongan suku bunga yang tajam untuk menekan inflasi.

Sebagai hasilnya, perkiraan inflasi tahunan Turki melonjak hingga lebih dari 60%. Beberapa dari kenaikan tersebut terkait dengan jatuhnya lira yang telah membuat impor energi jauh lebih mahal.

Kilicdaroglu mengatakan kepada wartawan dari apartemennya yang gelap, "yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin selama dua dekade pemerintahan Erdogan".

"Tindakan ini adalah perlawanan, bukan seruan untuk pembangkangan sipil," kata Kilicdaroglu.

Baca juga: Turki Pindahkan Sidang Kasus Pembunuhan Khashoggi ke Arab Saudi

Apartemennya tampak diterangi oleh satu-satunya lampu minyak tanah yang dia letakkan di atas meja di samping sofanya.

"Ini adalah perjuangan saya untuk menuntut hak Anda," lanjut Kilicdaroglu.

Erdogan dan partainya yang berideologi Islam menuduh Kilicdaroglu mencoba memicu protes jalanan dan kerusuhan sosial dengan menolak membayar tagihan listrik. Presiden berusia 68 tahun itu telah melihat tingkat kepercayaan rakyat menurun drastis akibat gejolak ekonomi.

Pengacara Erdogan mengajukan pengaduan ke pengadilan Ankara pada hari Rabu menuntut Kilicdaroglu satu juta lira ($70.000) sebagai kompensasi atas kerugian immaterial. Tapi Kilicdaroglu tidak terpengaruh dan terus melancarkan serangan terhadap Erdogan dengan isu inflasi.

"Empat juta keluarga telah terputus aliran listriknya, dan kami ingin berdiri dalam solidaritas dengan mereka," kata istri Kilicdaroglu Selvi.(France24/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya