PARA menteri Italia menuju ke Afrika tengah pada Rabu. Kunjungan tersebut dilakukan untuk mendapatkan kesepakatan energi baru saat Italia berjuang untuk melepas ketergantungan gas Rusia selama perang Ukraina.
Perdana Menteri Mario Draghi ingin menambahkan Angola dan Republik Kongo ke dalam portofolio pemasok untuk menggantikan gas Rusia, yang menyediakan sekitar 45% gas Italia.
Baca juga: Enam Tewas dalam Ledakan di Sekolah Syiah Afghanistan
"Kami tidak ingin bergantung pada gas Rusia lagi, karena ketergantungan ekonomi tidak boleh menjadi penundukan politik", katanya dalam wawancara dengan harian Corriere della Sera yang diterbitkan pada Minggu.
"Diversifikasi dimungkinkan dan dapat diimplementasikan dalam waktu yang relatif singkat - lebih cepat dari yang kami bayangkan sebulan lalu," jelasnya.
Draghi, yang telah dinyatakan positif covid-19, mengirim Menteri Luar Negeri Luigi Di Maio dan Menteri Transisi Ekologi Roberto Cingolani, yang akan melakukan perjalanan ke Luanda pada Rabu dan Brazzaville pada Kamis. Mereka akan didampingi oleh kepala eksekutif raksasa energi Italia ENI, Claudio Descalzi.
Dan, ada juga kemungkinan perjalanan ke Mozambik pada bulan Mei. Sementara itu, pada ahli memperingatkan bahwa diversifikasi tidak akan murah.
Italia adalah salah satu pengguna gas terbesar di Eropa, yang saat ini mewakili 42% dari konsumsi energinya dan mengimpor 95% gas yang digunakannya. (AFP/OL-6)