Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

AAYG Kecam Pengembangan Senjata Biologis AS di Ukraina

Muhamad Fauzi
19/4/2022 16:38
AAYG Kecam Pengembangan Senjata Biologis AS di Ukraina
Presiden Pemuda Asia Afrika atau Asian African Youth Government (AAYG) Respiratori Saddam Al-Jihad(dok.ist)

PRESIDEN Pemuda Asia Afrika atau Asian African Youth Government (AAYG) Respiratori Saddam Al-Jihad mengecam indikasi pengembangan senjata biologis Amerika Serikat (AS) di berbagai kawasan. Satu di antaranya yang ada di Ukraina.

Saddam menjelaskan, aktivitas pengembangan senjata biologis dan beracun AS di Ukraina bertentangan dengan Biological Weapon Convention (BTWC). Jika dibiarkan, maka dunia berada di ambang kehancuran.

"Sebagai generasi muda, kita mencita-citakan kehidupan yang lebih damai, tentram, aman, dan maju. Namun, impian itu kapan saja direnggut oleh keegoisan sebuah negara yang tidak mematuhi aturan main dunia internasional seperti Amerika yang ditemukan telah mengembangkan senjata biologis dan beracun di Ukraina," ujar Saddam di Jakarta, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/4).

Menurut Saddam, Science and Technology Center in Ukraina (STCU) berada di bawah kepentingan Washington dengan menjadi pusat distribusi dana hibah penelitian, termasuk pengembangan senjata biologis. STCU tersebut berpusat di Kyiv dan memiliki cabang di Baku, Kishenev, Tbilisi, Kharkov dan Lviv. 

"Dalam beberapa tahun belakangan ini, Amerika telah menghabiskan 350 juta dolar AS atau setara dengan 5 triliun rupiah dalam merealisasikan proyek-proyek STCU. AS berlindung dibalik penelitian yang memiliki tujuan ganda," ucapnya.

"Hasil penelitian STCU berpotensi menciptakan kondisi biologis yang tidak diharapkan, tidak hanya di wilayah Federasi Rusia, tetapi juga di Laut Hitam, Laut Azov, di negara-negara Eropa Timur lainnya seperti Belarus, Moldova dan Polandia. Tentunya ini juga berpotensi menyebar ke wilayah lain, dan sangat mengerikan ketika itu benar-benar terjadi," sambung Saddam.

Lebih lanjut, Saddam juga mengutip beberapa sumber lain ihwal indikasi keterlibatan para ilmuwan AS dari Laboratorium di Merefa, Ukraina. Di sana, mereka menguji obat biologis yang mengancam keamanan pasien rumah sakit jiwa klinis antara 2019 dan 2021.

"Pasien rumah sakit jiwa tersebut dipilih untuk uji coba. Hasil dari uji coba tidak dimasukkan ke dalam sistem rumah sakit, sedangkan staf rumah sakit dilarang mengungkapkan informasi dari hasil test," kata Saddam.

Selanjutnya, Saddam berharap masyarakat internasional tidak menutup mata atas kegiatan-kegiatan AS soal pengembangan senjata biologis tersebut. Dia pun meminta negara-negara lain dan PBB menyoroti hal ini secara serius. (OL-13) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya