Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Baru Beberapa Jam Kembali ke Sekolah, Pelajar Putri Afghanistan Dipulangkan oleh Taliban

Basuki Eka Purnama
24/3/2022 04:59
Baru Beberapa Jam Kembali ke Sekolah, Pelajar Putri Afghanistan Dipulangkan oleh Taliban
Pelajar putri berada di kelas setelah sekolah mereka dibuka kembali di Kabul, Afghanistan, Rabu (23/3).(AFP/Ahmad SAHEL ARMAN )

TALIBAN, Rabu (23/3), memerintahkan pelajar putri sekolah menengah di Afghanistan untuk pulang, beberapa jam setelah mereka diizinkan kembali ke sekolah. Hal itu memicu kebingungan dan kesedihan di antara para pelajar putri serta kecaman dari dunia internasional.

Perubahan sikap itu terjadi setelah ribuan pelajar putri kembali ke sekolah untuk pertama kalinya sejak Agustus, ketika Taliban merebut kendali Afghanistan dan memberlakukan pembatasan ketat terhadap perempuan.

Kementerian pendidikan Afghanistan tidak memberikan penjelasan yang jelas mengenai perubahan kebijakan itu. Bahkan, pejabat yang hadir dalam upcara pebukaan kembali sekolah bagi pelajar putri di Kabul menyerahkan pertanyaan mengenai perubahan kebijakan itu kepada pemerintahan Taliban.

Baca juga: Taliban Tutup Kembali Sekolah Khusus Perempuan

Seorang sumber Taliban mengatakan keputusan itu diambil setelah pertemuan antara pejabat senior Taliban di Kandahar pada Selasa (22/3).

Tanggal kembalinya para pelajar putri ke sekolah di Afghanistan telah diumumkan beberapa pekan sebelumnya dengan juru bicara Kementerian Pendidikan Afghanistan Aziz Ahmad Rayan menegaskan Taliban memilki tanggung jawab untuk menyediakan pendidikan bagi semua pelajar Afghanistan.

"Saya melihat murid-murid saya menangis dan menolak meninggalkan kelas," ujar Palwasha, guru di sekolah putri Omara Khan di Kabul.

"Sangat sedih melihat mereka semua menangis," lanjunya.

Amerika Serikat (AS) dengan segera mengecam keputusan Taliban itu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price menyebut sikap Talibat itu sebagai pengkhianatan atas komitmen mereka terhadap warga Afghanistan dan komunitas internasional.

"Keputusan hari ini akan mempengaruhi kemampuan Taliban mendapatkan legitimasi dan dukungn politik dari dunia internasional," tegas Price.

Ketua UNESCO Audrey Azoulay menyebut keputusan Taliban itu sebagai kemunduran besar.

periah Hadiah Nobel Perdamaian Malal Yousafzai, yang selamat dari upaya pembunuhan oleh Taliban, saat dirinya berusoia 15 tahun, juga menyerukan kemarahannya.

"Mereka akan terus berupaya mencegah perempuan untuk belajar karena mereka takut perempuan akan menjadi cerdas dan kuat," cicit Yousafzai.

Pakar Afghanistan dari US Institute of Peace Andrew Watkins menyebut perubahan kebijakan itu merefleksikan perpecahan di tubuh Taliban.

"Perubahan kebijakan di menit-menit akhir itu dilakukan karena adanya perbedaan ideologis di kelompok Taliban. Mereka memikirkan apa pandangan par apengikut merkea jika pelajar putri diizinkan kembali ke sekolah," ungkapnya. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya