Ukraina Tolak Ultimatum Rusia untuk Serahkan Kota Mariupol

Nur Aivanni
21/3/2022 11:31
Ukraina Tolak Ultimatum Rusia untuk Serahkan Kota Mariupol
Ilustrasi: Sejumlah orang ditolong ke luar dari rumah sakit anak yang hancur dibom militer Rusia di Kota Mariupol, Ukraina, Rabu (9/3)(AFP)

UKRAINA menolak ultimatum untuk menyerahkan Kota Mariupol yang terkepung kepada pasukan Rusia. Hal itu disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri Iryna Vereshchuk pada Senin (21/3).

"Tidak ada pembicaraan tentang penyerahan senjata. Kami sudah memberi tahu pihak Rusia tentang hal ini," kata Iryna Vereshchuk kepada surat kabar Ukrainska Pravda.

"Ini adalah manipulasi yang disengaja dan ini adalah situasi penyanderaan yang nyata," tambahnya tentang tuntutan tersebut.

Rusia memberi kota itu ultimatum pada Minggu malam, yang mendesak para pembelanya untuk menyerah sebelum pukul 05.00 waktu setempat (0300 GMT) pada Senin.

"Kami menyerukan unit Angkatan Bersenjata Ukraina, batalyon pertahanan teritorial, tentara bayaran asing untuk menghentikan permusuhan, meletakkan senjata mereka dan di sepanjang koridor kemanusiaan yang disepakati dengan pihak Ukraina, memasuki wilayah yang dikendalikan oleh Kyiv," kata Kepala Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia Mikhail Mizintsev.

Kementerian Pertahanan Rusia, yang berbicara kepada otoritas Mariupol di aplikasi Telegram, menulis: "Anda adalah orang-orang yang sekarang memiliki hak untuk membuat pilihan bersejarah - apakah Anda bersama orang-orang Anda atau Anda bersama para penjahat".

"Jika tidak, pengadilan militer yang menanti Anda hanya sedikit dari apa yang telah Anda peroleh karena sikap tercela Anda terhadap warga Anda sendiri, serta kejahatan dan provokasi mengerikan yang telah Anda lakukan," imbuh Kementerian Pertahanan Rusia.

Baca juga: Teater Drama Mariupol yang Tampung Lebih dari 1.000 Warga Sipil Dibom

Mariupol, pelabuhan strategis yang sebagian besar berbahasa Rusia di tenggara, telah menjadi salah satu target utama serangan Moskow.

Kota itu telah dihantam oleh tembakan Rusia selama berhari-hari dan telah mengalami pemadaman komunikasi yang hampir total dan terputus dari makanan, air dan pasokan lainnya.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan akan membuka koridor kemanusiaan untuk memungkinkan penduduk pergi pada pukul 10.00 waktu setempat (08.00 GMT) jika penyerahan itu disetujui.(AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya