SEMBILAN warga negara Indonesia (WNI) yang terjebak di pabrik plastik yang berada Chernihiv, Ukraina, meminta pertolongan pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) setempat agar dievakuasi.
Salah satu WNI bernama Zulham Ramadhan, 31 tahun, dalam video yang dikirimkan mengungkapkan kekhawatiran atas kondisi saat ini. Pasalnya, kawasan Chernihiv menjadi perlintasan pasukan tempur kendaraan pesawat Rusia menuju ibu kota Ukraina, Kiev.
Zulham bersama delapan WNI sudah bekerja di pabrik plastik tersebut sejak 2019. Saat Rusia melancarkan serangan militer ke Ukraina, operasional pabrik itu ditutup dan banyak karyawan yang sudah mengungsing ke tempat lebih aman.
Meski terjebak di bunker, Zulham mengaku masih berkomunikasi dengan keluarga dan menjelaskan di Chernihiv belum terjadi perang.
"Namun, kondisi semakin membahayakan buat kami. Kami memohon kepada pemerintah Republik Indonesia untuk membantu, disegerakan untuk evakuasi," kata Zulham dalam video bersama delapan WNI lainnya.
Baca juga : Australia Desak Tiongkok Ikut Menentang Invasi Rusia ke Ukraina
Adapun, WNI yang terjebak bersama Zulham antara lain Dedi Irawan, Amri Abas, M Raga Prayuda, Iskandar, M Haris Wahyudi, Rian Jaya Kesuma dan lainnya.
Dalam keterangan resmi Sekretariat Kabinet dijelaskan, 80 warga negara Indonesia (WNI) tiba di Bandar Udara (Bandara) Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, sekitar pukul 17.10 WIB, Kamis (3/3) dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan, terdapat sebanyak 14 orang evacuee yang masih harus tinggal di Bucharest, Romania, untuk sementara waktu. Sebanyak 12 orang terdeteksi positif covid-19 sedangkan 2 orang lainnya memilih tinggal di Bucharest untuk menemani anak mereka yang positif covid-19.
“Sebanyak 14 orang tersebut akan terus dipantau dan didampingi oleh KBRI di Bucharest. Jika kondisi kesehatan sudah memungkinkan, mereka akan dipulangkan dengan pesawat komersial,” terangnya. (OL-7)