Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
RAKSASA media sosial Twitter dan induk Facebook, Meta, pada Senin, bergerak untuk mengekang kehadiran di platform mereka dari outlet berita terkait negara Rusia, yang dituduh mendorong informasi yang salah tentang invasi Moskow ke Ukraina.
Platform teknologi itu telah menjadi salah satu front dalam serangan yang dikutuk secara internasional. Meta mengatakan akan membatasi akses di Uni Eropa ke RT dan Sputnik, yang oleh negara-negara Barat dituduh sebagai corong Kremlin dan berfungsi sebagai platform untuk berdebat tentang perang.
Hanya beberapa jam sebelumnya, Twitter mengatakan akan memberi peringatan pada cuitan yang membagikan tautan ke media yang berafiliasi dengan pemerintah Rusia.
Kepala integritas situs Twitter, Yoel Roth, menulis bahwa platform tersebut telah melihat lebih dari 45.000 cuitan per hari yang membagikan tautan ke outlet itu.
"Produk kami harus memudahkan untuk memahami siapa di balik konten yang Anda lihat, dan apa motivasi dan niat mereka," tambahnya.
Selain menambahkan label yang mengidentifikasi sumber tautan, Roth mengatakan platform tersebut juga mengambil langkah-langkah untuk secara signifikan mengurangi peredaran konten tersebut di Twitter.
Twitter dan Facebook sama-sama terkena pembatasan akses di Rusia sejak invasi ke Ukraina dan sekarang sebagian besar tidak dapat digunakan, menurut kelompok pemantau web NetBlocks.
Pada Minggu, Uni Eropa telah mengumumkan larangan siaran RT dan Sputnik di blok tersebut.
Departemen Luar Negeri AS, dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Januari, mengatakan bahwa media tersebut menyamakan diri mereka dengan media independen seperti BBC, tetapi pada kenyataannya berfungsi terutama sebagai saluran untuk poin pembicaraan Kremlin.
"RT dan Sputnik tidak transparan, dan tujuan mereka secara keseluruhan tampak berbeda secara fundamental dari media independen, pemerintah Rusia sangat terlibat," kata laporan itu.
"Pemberitaan dan program media itu secara terbuka mendukung posisi dan kebijakan Kremlin, dan keduanya sering menyebarkan disinformasi," tambahnya. (AFP/OL-13)
Baca Juga: Rusia Lanjutkan Invasi Tembaki Kota Kharkiv di Ukraina
Facebook juga tersedia dalam lebih dari 100 bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Media sosial ini terus berkembang dengan fitur seperti Stories, Reels, Marketplace, Watch, dan Business Suite.
POLISI mengungkap kasus distribusi konten pornografi dari grup Facebook Fantasi Sedarah yang memuat konten negatif terkait hubungan sedarah atau inses.
Erdi menjelaskan, pihaknya melakukan identifikasi tersangka dilakukan lewat data akun media sosial. Selanjutnya, pelaku akhirnya ditangkap di wilayah Bali.
Komdigi juga meminta Meta dan penyelenggara platform digital lain agar aktif bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk mengungkap dalang di balik grup tersebut.
Pembangunan keluarga selama ini masih dilihat sebagai sesuatu yang sederhana, tetapi hal tersebut menjadi sangat penting untuk pembangunan sumber daya manusia
Sebelumnya, jagat maya dihebohkan dengan kemunculan grup Facebook bernama Fantasi Sedarah, yang kini telah berganti menjadi Suka Duka.
UKRAINA telah meminta warganya untuk meninggalkan Kota Kupiansk dan tiga daerah lainnya di wilayah timur laut Kharkiv.
Ukraina menolak usulan perdamaian Presiden Rusia Vladimir Putin dalam beberapa jam setelah ditawarkan, dengan alasan tidak ada 'usulan perdamaian' baru dari Moskow.
Presiden Rusia Vladimir Putin untuk pertama kalinya menguraikan syarat-syarat Rusia jika ingin mengakhiri perang di Ukraina dan memulai perundingan perdamaian
Pemain tampil memberikan pesan dalam video yang menampilkan gambaran perang di kota asal mereka 27 bulan setelah invasi besar-besaran Rusia.
PASUKAN Israel dilaporkan telah menyerang Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara dan menghancurkan pusat khusus Noura al-Kaabi untuk pasien dialisis.
Militer Israel masuk jauh ke dalam reruntuhan di tepi utara Gaza pada Senin (13/5) untuk merebut kembali wilayah tersebut
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved