Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Twitter-Facebook Batasi Berita terkait Invasi Rusia ke Ukraina

Nur Aivanni
01/3/2022 10:46
Twitter-Facebook Batasi Berita terkait Invasi Rusia ke Ukraina
Ilustrasi(AFP)

RAKSASA media sosial Twitter dan induk Facebook, Meta, pada Senin, bergerak untuk mengekang kehadiran di platform mereka dari outlet berita terkait negara Rusia, yang dituduh mendorong informasi yang salah tentang invasi Moskow ke Ukraina.

Platform teknologi itu telah menjadi salah satu front dalam serangan yang dikutuk secara internasional. Meta mengatakan akan membatasi akses di Uni Eropa ke RT dan Sputnik, yang oleh negara-negara Barat dituduh sebagai corong Kremlin dan berfungsi sebagai platform untuk berdebat tentang perang.

Hanya beberapa jam sebelumnya, Twitter mengatakan akan memberi peringatan pada cuitan yang membagikan tautan ke media yang berafiliasi dengan pemerintah Rusia.

Kepala integritas situs Twitter, Yoel Roth, menulis bahwa platform tersebut telah melihat lebih dari 45.000 cuitan per hari yang membagikan tautan ke outlet itu.

"Produk kami harus memudahkan untuk memahami siapa di balik konten yang Anda lihat, dan apa motivasi dan niat mereka," tambahnya.

Selain menambahkan label yang mengidentifikasi sumber tautan, Roth mengatakan platform tersebut juga mengambil langkah-langkah untuk secara signifikan mengurangi peredaran konten tersebut di Twitter.

Twitter dan Facebook sama-sama terkena pembatasan akses di Rusia sejak invasi ke Ukraina dan sekarang sebagian besar tidak dapat digunakan, menurut kelompok pemantau web NetBlocks.

Pada Minggu, Uni Eropa telah mengumumkan larangan siaran RT dan Sputnik di blok tersebut.

Departemen Luar Negeri AS, dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Januari, mengatakan bahwa media tersebut menyamakan diri mereka dengan media independen seperti BBC, tetapi pada kenyataannya berfungsi terutama sebagai saluran untuk poin pembicaraan Kremlin.

"RT dan Sputnik tidak transparan, dan tujuan mereka secara keseluruhan tampak berbeda secara fundamental dari media independen, pemerintah Rusia sangat terlibat," kata laporan itu.

"Pemberitaan dan program media itu secara terbuka mendukung posisi dan kebijakan Kremlin, dan keduanya sering menyebarkan disinformasi," tambahnya. (AFP/OL-13)

Baca Juga: Rusia Lanjutkan Invasi Tembaki Kota Kharkiv di Ukraina



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya