Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Aksi Solidaritas Dukung Ukraina Terjadi di Sejumlah Negara

Nur Aivanni
27/2/2022 15:09
Aksi Solidaritas Dukung Ukraina Terjadi di Sejumlah Negara
Para demonstran berunjuk rasa menentang serangan Rusia terhadap Ukraina di Melbourne, Australia, Minggu (27/2).(William WEST / AFP)

DEMOKRASI pro-Ukraina meletus di seluruh dunia pada Sabtu (26/2), ketika ribuan orang turun ke jalan dari London hingga New York untuk mengecam serangan Rusia terhadap Ukraina.

Invasi Moskow telah memicu kecaman global dan mendorong sanksi hukuman dari Barat, beberapa ditujukan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri.

Pada Sabtu (26/2), demonstrasi diadakan di kota-kota di seluruh dunia untuk bergabung mengecam dan mendesak diakhirinya pertumpahan darah.

Di Swiss, ribuan orang berkumpul di seluruh negeri, termasuk sekitar 1.000 orang di luar markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa Eropa di Jenewa.

Baca juga: Prancis akan Kirim Lebih Banyak Peralatan Militer ke Ukraina

Para pengunjuk rasa menuntut tindakan lebih keras dari pemerintah, yang sejauh ini menghindari penerapan tindakan tegas, malah memilih untuk tetap lebih dekat dengan sikap "netral" tradisionalnya.

Orang-orang Rusia yang berbasis di Swiss bergabung untuk menunjukkan penentangan mereka terhadap perang, dengan memegang tanda-tanda yang bertuliskan "Saya orang Rusia".

Lebih dari 3.000 orang berkumpul di Kota Strasbourg, Prancis, pusat organisasi hak asasi manusia Dewan Eropa, membawa plakat yang menyebut Putin sebagai pembunuh dan mendesak diakhirinya pertempuran.

Di Prancis, terjadi protes di Paris, Montpellier dan Marseille. Di Finlandia, ribuan orang berkumpul di ibu kota Helsinki dengan meneriakkan "Rusia keluar, kalahkan Putin!"

Sekitar 3.000 orang berkumpul di Wina, dengan plakat buatan sendiri bertuliskan slogan-slogan seperti "Hentikan Perang".

Lebih dari 1.000 demonstran menjawab seruan serikat pekerja dan LSM di Roma tengah, berkerumun di sekitar podium bertuliskan kata-kata "Melawan Perang".

Di Inggris, ratusan pengunjuk rasa menuju ke Kedutaan Rusia di London, dengan beberapa merusak tanda jalan bernama "St. Petersburgh Place" di seberang kedutaan dengan darah palsu.

Dan sekitar 50 orang di Teheran berkumpul oleh Kedutaan Ukraina untuk Iran, kata seorang koresponden AFP, beberapa memegang lilin dan bendera Ukraina dan meneriakkan menentang perang dan Putin.

Aksi protes juga dilaporkan terjadi di Israel, Estonia dan New York pada Sabtu.

Di Georgia, hampir 30.000 orang turun ke jalan Tbilisi pada Jumat (25/2) malam, mengibarkan bendera Ukraina dan Georgia serta menyanyikan lagu kebangsaan kedua negara.

Serangan Rusia di Ukraina bergema kuat di Georgia, sesama bekas republik Soviet yang mengalami invasi Rusia yang menghancurkan pada tahun 2008.

"Kami bersimpati kepada Ukraina, mungkin lebih dari negara lain, karena kami telah mengalami agresi biadab Rusia di tanah kami," kata Niko Tvauri, seorang sopir taksi berusia 32 tahun, kepada AFP.

Sementara itu, seorang guru Meri Tordia menambahkan: "Ukraina berdarah, dunia menyaksikan dan berbicara tentang sanksi yang tidak akan menghentikan Putin".

Gelombang kejutan dari invasi Moskow terhadap Ukraina telah bergema di luar Eropa.

Di Argentina, orang-orang Ukraina dan Argentina dengan keturunan Ukraina termasuk di antara hampir 2.000 orang yang datang ke Kedutaan Rusia di Buenos Aires pada Jumat.

Di Kanada, puluhan demonstran menerjang badai salju di Montreal untuk memprotes di luar konsulat Rusia pada Jumat sore. (AFP/Nur/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya