Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
AMERIKA Serikat (AS) meminta Korea Utara untuk menghentikan program nuklir dan rudal balistiknya, serta memprioritaskan kebutuhan rakyatnya sendiri.
"Kami menyerukan DPRK untuk menunjukkan komitmen terhadap kesejahteraan rakyatnya sendiri dengan menghormati hak asasi manusia, menggunduli program WMD (senjata pemusnah massal) dan misil balistiknya yang melanggar hukum, serta memprioritaskan kebutuhan rakyatnya sendiri, warga Korea Utara yang rentan," kata Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield pada Senin (7/2).
Baca juga: Korut Tak Menyangkal Lakukan Uji Coba Rudal Hwasong-12
Korea Utara telah berada di bawah sanksi PBB sejak 2006 atas program nuklir dan rudal balistiknya.
Rusia dan Tiongkok menyalahkan sanksi karena memperburuk situasi kemanusiaan di negara tersebut. Rusia menempatkan sanksi di bawah sorotan di Dewan Keamanan PBB sebagai bagian dari kepresidenannya dari 15 anggota badan selama Februari.
Namun, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia tidak dapat memimpin pertemuan karena ia dinyatakan positif covid-19, kata para diplomat.
Pada bulan November 2021, Rusia dan Tiongkok menghidupkan kembali dorongan 2019 untuk meringankan sanksi PBB terhadap Korea Utara dalam apa yang mereka gambarkan sebagai upaya untuk memperbaiki situasi kemanusiaan.
Langkah itu mendapat sedikit dukungan atau keterlibatan di antara anggota dewan, sehingga Tiongkok dan Rusia belum memberikan suara.
"Jika dewan memikirkan warga Korea biasa dan bukan hanya geopolitik, maka proposal ini memerlukan dukungan," kata Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy kepada dewan.
"Kami sangat yakin bahwa aparat sanksi Dewan Keamanan membutuhkan dosis humanisasi yang kuat,” imbuhnya.
Situasi kemanusiaan Korea Utara terus memburuk, menurut kutipan dari laporan rahasia PBB. Laporan itu mengatakan bahwa itu mungkin terutama karena blokade covid-19 Pyongyang.
Rusia dan Tiongkok juga menggunakan pertemuan dewan pada hari Senin untuk mengecam sanksi sepihak, tanpa menyebutkan nama.
Duta Besar Tiongkok untuk PBB Zhang Jun mengatakan tentang negara-negara seperti itu, "Mereka telah melemparkan mereka ke kiri, kanan dan tengah dalam hiruk-pikuk, sedemikian rupa sehingga mereka tampaknya kecanduan."
Thomas-Greenfield mengatakan dia prihatin dengan upaya untuk mengkritik dan mendelegitimasi sanksi sepihak sebagai melanggar hukum dan bahwa AS dengan tegas menolak posisi itu. (Aiw/Straitstimes/OL-09)
KEMENTERIAN Pertahanan Korea Selatan pada Senin (4/8) mulai membongkar pengeras suara yang selama ini digunakan untuk menyiarkan lagu-lagu K-pop dan berita ke wilayah Korea Utara.
Meskipun kedua negara secara teknis masih berperang, Presiden Lee berupaya meredakan ketegangan dan menghidupkan kembali dialog yang telah lama terhenti dengan Korea Utara.
Kim Yo Jong memperingatkan Amerika Serikat agar tidak mengejar denuklirisasi Korea Utara.
Dimulainya penerbangan reguler antara kedua ibu kota untuk pertama kalinya sejak pertengahan 1990-an, menurut pengumuman blog penerbangan Rusia.
Korea Utara mengecam doktrin pertahanan baru Jepang yang dinilai berupaya menjadikan negeri Sakura sebagai kekuatan militer besar.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mendukung tanpa syarat terhadap Rusia dalam perang di Ukraina.
Pada 6 Januari, Korea Utara sukses melakukan uji tembak rudal balistik hipersonik jarak menengah tipe baru. Kim Jong Un mengawasi uji tembak tersebut melalui sistem pemantauan.
Korea Utara meluncurkan rudal balistik jarak menengah menuju laut timurnya, saat Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengunjungi Seoul.
Moskow menembakkan rudal baru Oreshnik atau Pohon Hazel ke fasilitas militer Ukraina sebagai tanggapan atas serangan Kyiv terhadap Rusia dengan rudal buatan AS dan Inggris.
Korea Utara menyatakan keberhasilan dalam uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) terbarunya, Hwasong-19, yang dilakukan di bawah pengawasan Kim Jong-un.
AS mengerahkan sistem pertahanan rudal balistik paling canggih, THAAD, ke wilayah Palestina yang diduduki. Rudal balistik udara Kheibar Shekan-1 dan Kheibar Shekan-2 Iran lebih canggih?
Iran memiliki sejumlah besar rudal balistik dan jelajah dengan jangkauan berbeda. Jumlahnya lebih dari 3.000 rudal balistik. Ini dilaporkan oleh Jenderal Angkatan Udara AS Kenneth McKenzie.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved