Headline

KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.

Inggris Berencana Tawarkan Pengerahan Besar NATO di Tengah Krisis Ukraina

Atikah Ishmah Winahyu
30/1/2022 12:45
Inggris Berencana Tawarkan Pengerahan Besar NATO di Tengah Krisis Ukraina
Tembok Kremlin di Moskwa.(AFP/Yuri Kadobnov )

INGGRIS sedang mempertimbangkan pengerahan besar NATO untuk memperkuat perbatasan Eropa di tengah meningkatnya ancaman Rusia terhadap Ukraina, setelah Moskow mengirim puluhan ribu tentara ke perbatasan negara itu.

Inggris telah mengatakan bahwa setiap serangan Rusia ke Ukraina akan mendapat sanksi cepat dan akan menghancurkan kedua belah pihak.

Perdana Menteri Boris Johnson akan mengunjungi wilayah itu minggu depan dan diperkirakan akan berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin melalui telepon.

“Paket ini akan mengirim pesan yang jelas ke Kremlin. Kami tidak akan mentolerir aktivitas destabilisasi mereka, dan kami akan selalu mendukung sekutu NATO kami dalam menghadapi permusuhan Rusia,” kata Johnson dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (29/1) malam.

Tawaran itu dapat menggandakan jumlah pasukan Inggris di Eropa timur dan melihat pengiriman senjata pertahanan ke Estonia, ungkap kantor Johnson. Ada sekitar 1.150 tentara Inggris di wilayah tersebut saat ini.

“Saya telah memerintahkan Angkatan Bersenjata kami untuk bersiap untuk ditempatkan di seluruh Eropa minggu depan, memastikan kami dapat mendukung sekutu NATO kami,” tutur Johnson.

Para pejabat akan menyelesaikan rincian tawaran di markas NATO di Brussels, Belgia, minggu ini, dengan para menteri membahas opsi militer pada hari Senin. Kepala angkatan bersenjata akan memberi pengarahan singkat kepada kabinet Inggris tentang situasi di Ukraina pada hari berikutnya.

Dengan pasukan Rusia berkumpul di perbatasan dengan Ukraina, ketegangan meningkat, sementara hubungan antara Rusia dan Barat telah memburuk ke titik terendah sejak Perang Dingin.

Rusia juga telah mengirim lebih banyak pasukan ke perbatasan dengan Belarus, yang terletak di utara Ukraina, karena meningkatkan tuntutan untuk jaminan keamanan yang luas, termasuk bahwa Ukraina tidak pernah diizinkan untuk bergabung dengan NATO.

Di tengah kritik bahwa pemerintahnya belum berbuat cukup, Johnson akan melakukan perjalanan kedua untuk bertemu rekan-rekan NATO awal bulan depan, kata kantornya.

Menteri luar negeri dan pertahanan Johnson juga akan pergi ke Moskow untuk melakukan pembicaraan dengan rekan-rekan Rusia mereka dalam beberapa hari mendatang, dengan tujuan meningkatkan hubungan dan mengurangi ketegangan.

Inggris juga diperkirakan akan mengumumkan pengetatan rezim sanksinya terhadap Rusia di parlemen pada hari Senin untuk menargetkan kepentingan strategis dan keuangan.

Ukraina telah berubah semakin ke barat sejak Moskow merebut Krimea pada tahun 2014 dan mulai memicu konflik separatis di timur negara itu yang telah menyebabkan kematian lebih dari 13.000 orang.

Pada hari Sabtu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak negara-negara barat untuk tetap waspada dan tegas dalam pembicaraan dengan Moskow. (Aljazeera/OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya