Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

AS-Rusia Berjanji untuk Redakan Ketegangan Atas Ukraina

Nur Aivanni
22/1/2022 08:02
AS-Rusia Berjanji untuk Redakan Ketegangan Atas Ukraina
Foto para tentara Ukraina yang meninggal akibat perang Ukraina-Rusia(Sergei SUPINSKY / AFP)

PARA diplomat tinggi Washington dan Moskow, kemarin, sepakat untuk terus berupaya meredakan ketegangan atas Ukraina.

Ketika kekhawatiran tumbuh bahwa Rusia dapat menyerang tetangganya yang pro-Barat, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperbarui peringatan akan pembalasan Barat yang parah saat dia bertemu selama 90 menit dengan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov di Jenewa.

Kementerian Luar Negeri Rusia kemudian mengatakan bahwa, dalam pembicaraannya dengan Blinken, Lavrov telah memperingatkan konsekuensi paling serius jika Washington terus mengabaikan tuntutan keamanan Moskow.

Untuk diketahui, Rusia telah mengumpulkan puluhan ribu tentara di perbatasan Ukraina. Negara itu menyangkal rencananya untuk menyerang Ukraina, tetapi menuntut jaminan keamanan, termasuk larangan permanen negara itu bergabung dengan NATO.

Blinken mengatakan kepada wartawan bahwa tidak ada terobosan besar yang diperkirakan, tetapi dia yakin kedua belah pihak sekarang berada di jalur yang jelas untuk memahami posisi masing-masing.

Dia juga berharap untuk berbagi dengan Rusia ide-ide mereka secara lebih rinci secara tertulis minggu depan, diikuti dengan diskusi lebih lanjut.

Berbicara secara terpisah, Lavrov mengatakan kepada wartawan bahwa Blinken setuju bahwa mereka perlu melakukan dialog yang masuk akal. "Saya berharap emosi akan berkurang," tambahnya.

Dia menambahkan bahwa pertemuan lain dapat diadakan antara keduanya, tetapi itu terlalu dini untuk mulai berbicara tentang pertemuan puncak lain antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang bertemu di Jenewa Juni lalu.

Baca juga: AS dan Rusia Adakan Pembicaraan Terakhir tentang Ukraina

Blinken tidak mengesampingkan pembicaraan baru antara presiden setelah Biden dua kali memperingatkan Putin melalui telepon tentang konsekuensi untuk setiap invasi Ukraina.

Pada Rabu, Biden secara blak-blakan menilai bahwa Putin kemungkinan akan bergerak di Ukraina dan memperingatkan akan bencana bagi Rusia.

Di Kyiv, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mencuit di Twitter bahwa dia menyambut baik fakta bahwa diplomasi tetap aktif.

Dia menambahkan bahwa dia dan Blinken telah membahas lebih lanjut untuk memperkuat pertahanan Ukraina.

Sementara itu, Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan pada Jumat bahwa Kanada telah menawarkan pinjaman sebesar US$95 juta ke Ukraina untuk mendukung ketahanan ekonomi negara itu dalam menghadapi upaya Rusia untuk mengacaukannya.

Pada Jumat, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa invasi Rusia ke Ukraina akan bertentangan dengan hukum internasional. "Saya yakin itu tidak akan terjadi dan saya sangat berharap itu benar," tambah Guterres.

Sementara itu, anggota parlemen di parlemen Rusia telah mengajukan RUU yang akan meminta Putin untuk mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis pro-Moskow di Ukraina, Donetsk dan Lugansk.

Badan intelijen militer Ukraina pada Jumat menuduh Rusia mengirim senjata dan peralatan baru kepada separatis sejak awal bulan ini.

Untuk diketahui, Blinken melakukan perjalanan ke Jenewa setelah melakukan perjalanan ke Kyiv dan berbicara dengan Inggris, Prancis dan Jerman di Berlin. (AFP/OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya