Kasus Penularan Omikron di Dua Negara Bagian Australia Melonjak

 Fetry Wuryasti
28/12/2021 08:59
Kasus Penularan Omikron di Dua Negara Bagian Australia Melonjak
Petugas medis melakukan tes swab secara drive-through di Pantai Bondi, Sydney, Australia, Rabu (15/12).(Mohammad FAROOQ / AFP)

DUA negara bagian terpadat di Australia mulai merasakan kedahsyatan penularan Omikron. Australia melaporkan kasus baru lebih dari 10.000 setiap harinya.

New South Wales mencatat penambahan kasus baru pada malam natal sebanyak 6.324 baru, dan Victoria menunjukkan penambahan sebesar 2.208 kasus baru. Queensland memiliki 784 kasus baru, dan Australia Selatan sebanyak 842 kasus baru.

Dari semua itu, 91% yang terjangkit adalah mereka yang berusia 16 tahun ke atas yang sudah di vaksinasi lengkap sebanyak 2x.

Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison mengatakan bahwa pemerintah tidak akan melakukan lockdown, karena lockdown sudah tidak lagi diperlukan. Pemerintah akan mendorong untuk terus melangkah maju sembari mengatasi persoalan ini.

Pandemi ini terus menerpa Australia, namun menurut Morrison, Omikron hanyalah tantangan baru yang harus dihadapi. P

enambahan kasus baru ini dimulai ketika Australia membuka perjalanan antara negara bagian untuk liburan pada musim panas.

New South Wales dan Victoria kembali memberikan perintah untuk menggunakan masker pada ruang publik dan dalam ruangan.

Pada tanggal 4 Januari 2022, masyarakat di Australia sudah bisa untuk mendapatkan suntikan booster dengan jeda 4 bulan setelah dosis kedua, dan mulai 31 Januari akan dipotong jeda tersebut menjadi 3 bulan.

Apa yang dialami Australia, tidak akan menutup kemungkinan negara negara lain akan merasakan imbas yang sama, permasalahan yang sama.

"Sehingga oleh sebab itu kami berharap bahwa Australia bisa menjadi sebuah wawasan baru bahwa Omikron tidak bisa dipandang sebelah mata. Maka dunia harus mampu menanggulangi masalah ini agar tidak terulang lagi kisah yang sama, seperti 2020 silam," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Selasa (28/12).

Pengendalian adalah kunci untuk prospek pemulihan agar tetap berkelanjutan di tahun mendatang. Saat ini masyarakat di Amerika juga tengah merasakan hal yang sama terkait dengan dampak dari Omikron.

Apalagi data awal dari Skotlandia mengatakan bahwa Omikron menunjukkan potensi 10x lebih cepat dan mungkin untuk menginfeksi orang yang sebelumnya pernah memiliki riwayat penyakit Covid-19 dan 70x lebih cepat terhadap penularan.

Maskapai penerbangan di Amerika Serikat (AS) sudah membatalkan hampir 1.900 penerbangan pada akhir pekan karena kekurangan tenaga kerja akibat kenaikan kasus Covid-19.

Pemerintahan Joe Biden sendiri terfokus kepada menjaga rumah sakit untuk tetap dapat menampung apabila ada peningkatan kasus di luar kendali.

Sejauh ini kami semakin meyakini bahwa Omikron berpotensi untuk memberikan tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2021 mendatang.

Pasalnya, pertumbuhan ekonomi global negara berkembang hanya tumbuh 0,7% pada kuartal IV tahun ini, itupun nilainya lebih rendah sekitar 1% dari sebelum krisis Omikron terjadi.

Untuk Kawasan Eropa sendiri, tingkat kecepatan pemulihan ekonomi mengalami penurunan dari sebelumnya 0,8% pada kuartal IV menjadi 0,3%.

Sementara itu, Tiongkok telah mengalami pelemahan hingga 4,5% pada kuartal IV. Sementara Brasil turun ke 0,2%.

Ekonomi Rusia, India, dan Afrika Selatan juga mengalami pelemahan. Namun demikian inflasi masih mengalami kenaikkan, inflasi di Amerika naik hingga 5% pada kuartal ini dari sebelumnya 4,3%.

Untuk inflasi di Eropa dan Inggris sama sama mengalami kenaikkan hingga 4,4%, dan di Tiongkok naik 2,1%.

Oleh sebab itu harapannya adalah menjaga ruang untuk tetap tumbuh, meskipun tekanan dari Omikron tetap terasa yang dapat mendorong pelemahan dan mengganggu prospek pemulihan ekonomi pada tahun depan mendatang.

Singapura pun juga tengah melakukan hal yang sama saat ini. Mereka mewajibkan orang asing yang bekerja di Singapura atau tinggal harus divaksinasi. Karena pusat bisnis di kota Singapore telah memberikan batasan yang ketat dan jelas.

Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan bahwa secara proporsional, Omikron memiliki tingkat kasus yang sedikit lebih parah daripada Delta.

Sementara itu pejabat kesehatan di Amerika pada hari Senin (27/12) mengatakan bahwa mereka telah memotong pembatasan isolasi untuk masyarakat Amerika yang tertular Covid-19 dari 10 hari menjadi 5 hari, serta mempersingkat waktu yang diperlukan setelah kontak langsung dengan yang terinfeksi.

CDC mengatakan bahwa gejala Omikron memang lebih ringan, namun karena banyaknya yang terinfeksi, maka tindakan selanjutnya harusnya isolasi atau di karantina.

"Tekanan ketidakpastian akan terus datang, sejauh mana harapan itu bertahan, sejauh itu pula kami percaya prospek perekonomian masih memberikan peluang di masa yang akan datang," kata Nico. (Try/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya