Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Menjelang Natal, Ekonomi Kota Betlehem Palestina kian Terperosok

Mediaindonesia.com
15/12/2021 21:39
Menjelang Natal, Ekonomi Kota Betlehem Palestina kian Terperosok
Seorang pria berjalan melewati toko-toko yang tutup di Manger Square yang kosong di luar Church of the Nativity.(AFP/Abbas Momani. )

SEBELUM pandemi covid-19, lebih dari tiga juta orang mengunjungi Betlehem, Palestina, setiap tahun. Lebih dari 20% penduduk kota itu bekerja di sektor pariwisata. Akan tetapi tingkat pengangguran telah naik dari 23% menjadi 35% melalui pandemi.

Otoritas Palestina, otoritas sipil di beberapa bagian Tepi Barat, terperosok dalam krisis ekonomi dan hanya menawarkan upah satu kali senilai 700 shekel (US$224) kepada pekerja yang terkena dampak di sektor pariwisata yang terpukul parah di Betlehem.

Duduk di luar toko keramik Armenia di sebelah Gereja Kelahiran, yang diyakini sebagai tempat kelahiran Kristus, Afram Shaheen mengatakan kepada AFP bahwa dirinya tidak ada pekerjaan. "Saya buka toko, minum secangkir kopi, dan pulang," katanya sambil merokok.

Shaheen mengatakan bahwa sejak Betlehem menjadi kota Palestina pertama yang dikunci pada Maret 2020, dia hanya memiliki satu pelanggan yaitu seorang wanita Prancis yang membeli keramik senilai US$23. Ini total pendapatan penjualannya sejauh ini selama pandemi.

"Ini dulunya uang saku bagi saya," katanya. Ia menjelaskan bahwa dia merokok tiga bungkus sehari dengan biaya sekitar US$27 (24 euro).

Seperti banyak toko wisata di Betlehem, Shaheen menjual barang dagangan lama. "Saya tidak memesan sesuatu yang baru, tidak ada pasar, tidak ada permintaan."

Di toko sebelah, yang menjual ikon kayu zaitun, Nadia Hazboun mengatakan toko kerajinan kota yang mengkhususkan diri pada kerajinan kayu dan mutiara telah tutup sama sekali. "Banyak orang menjual bisnis mereka," katanya. Tanpa bantuan pemerintah, imbuhnya, pemilik dan karyawan menghadapi utang dan tuntutan hukum.

"Dua tahun lalu, Betlehem adalah ibu kota," kata Hazboun. "Saya biasa menutup toko pada pukul 21.00. Dan sekarang benar-benar hancur. Penguncian ini merupakan bencana."

Bethlehem telah selamat dari krisis masa lalu, terutama gelombang kerusuhan selama konflik Israel-Palestina yang juga telah mengurangi pariwisata. Shomali mengatakan penduduk bertahan dengan harapan.

Baca juga: Di Betlehem, Omicron Pupus Hotel Palestina Raih Ledakan Natal

Ditanya tentang dia memiliki harapan untuk Natal berikutnya, Shomali menjawab, "Natal mendatang? Saya punya harapan untuk Paskah." (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya