Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Lakukan Uji Senjata Anti-Satelit, Rusia Dikecam AS

Atikah Ishmah Winahyu
16/11/2021 13:10
Lakukan Uji Senjata Anti-Satelit, Rusia Dikecam AS
Dalam uji coba senjata anti-satelit, Rusia sukses menembak salah satu satelit miliknya.(Ist/Encyclopaedia Britannica)

DEPARTEMEN Luar Negeri (Deplu) AS mengungkapkan bahwa sebuah uji senjata anti-satelit yang dilakukan oleh Rusia terhadap salah satu targetnya sendiri telah menghasilkan puing-puing yang berisiko bagi astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional dan kegiatan lainnya di luar angkasa.

Para ahli mengatakan senjata yang menghancurkan satelit menimbulkan bahaya luar angkasa dengan menciptakan awan pecahan yang dapat bertabrakan dengan objek lain, memicu reaksi berantai proyektil melalui orbit bumi.

"Perilaku Rusia yang berbahaya dan tidak bertanggung jawab membahayakan keberlanjutan jangka panjang luar angkasa dan dengan jelas menunjukkan bahwa (klaim) Rusia untuk menentang persenjataan ruang angkasa tidak jujur dan munafik," kata juru bicara Delu ASi Ned Price kepada wartawan pada Senin (15/11).

“Rudal Rusia menghasilkan lebih dari 1.500 keping puing orbital yang dapat dilacak," tambah Price.

Di Pentagon, juru bicara John Kirby mengatakan kekhawatiran paling mendesak adalah puing-puing tetapi tes menunjukkan perlunya norma di luar angkasa.

Militer dan Kementerian Pertahanan Rusia tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Amerika Serikat juga pernah melakukan tes anti-satelit pertama pada tahun 1959, ketika satelit masih langka dan baru.

Pada April 2021 lalu, Rusia melakukan uji coba rudal anti-satelit lainnya karena para pejabat mengatakan bahwa ruang angkasa akan semakin menjadi domain penting untuk peperangan.

Pada 2019, India menembak jatuh salah satu satelitnya sendiri di orbit rendah Bumi dengan rudal darat-ke-luar angkasa.

Militer AS semakin bergantung pada satelit untuk menentukan apa yang dilakukannya di lapangan, memandu amunisi dengan laser dan satelit berbasis ruang angkasa, serta menggunakan aset tersebut untuk memantau peluncuran rudal dan melacak pasukannya.

Tes ini juga menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan jangka panjang dari operasi ruang angkasa yang penting untuk sejumlah besar kegiatan komersial, termasuk layanan perbankan dan GPS. (Aiw/Straitstimes/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik