Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PERSATUAN Bangsa-Bangsa (PBB) mengaku khawatir akan bencana hak asasi manusia yang lebih besar di Myanmar, di tengah laporan bahwa ribuan tentara berkumpul di utara negara Asia Tenggara itu, yang telah dilanda kekacauan sejak kudeta Februari.
"Kita semua harus bersiap, karena orang-orang di bagian Myanmar ini siap, untuk kejahatan kekejaman massal yang lebih banyak lagi. Saya sangat berharap bahwa saya salah," kata Pelapor Khusus PBB untuk Myanmar Tom Andrews pada Jumat (23/10).
Lebih dari 1.100 warga sipil tewas dalam tindakan keras berdarah terhadap perbedaan pendapat di negara itu dan lebih dari 8.000 ditangkap sejak kudeta, menurut kelompok pemantau lokal.
Andrews, yang mempresentasikan temuan laporan hak asasi manusia tahunan tentang Myanmar kepada Majelis Umum PBB, mengatakan bahwa dirinya telah menerima informasi bahwa puluhan ribu tentara dan senjata berat sedang dipindahkan ke daerah bergolak di utara dan barat laut.
Dia menuturkan, temuan itu juga menunjukkan bahwa junta telah terlibat dalam kemungkinan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang.
"Taktik ini mengingatkan kita pada taktik yang digunakan oleh militer sebelum serangan genosida terhadap Rohingya di negara bagian Rakhine pada 2016 dan 2017," kata Andrews.
Sekitar 740.000 Rohingya melarikan diri dari negara bagian Rakhine Myanmar pada 2017 setelah pasukan keamanan melancarkan tindakan keras yang menurut PBB mungkin sama dengan genosida.
Andrews mendesak negara-negara bagian untuk menolak uang junta Myanmar, senjata dan legitimasi yang diinginkan, mengutip pembebasan tahanan awal pekan sebagai bukti bahwa tekanan bekerja.
Pada hari Senin (18/10), kepala junta Myanmar Min Aung Hlaing mengumumkan pembebasan lebih dari 5.000 orang yang dipenjara karena memprotes kudeta.
Langkah itu dilakukan hanya beberapa hari setelah ASEAN memberikan penghinaan besar kepada rezim militer dan mengecualikan kepala junta dari pertemuan puncak blok 10 negara yang akan datang.
"Pengumuman ASEAN bahwa junta tidak akan diterima pada pertemuan puncaknya yang akan datang menyerang di hati," kata Andrews.
Andrews mengatakan bahwa pasukan yang dikendalikan junta telah mengungsikan seperempat juta orang. Banyak dari mereka yang ditahan disiksa, katanya, termasuk puluhan orang yang meninggal sebagai akibatnya.
Dia menambahkan bahwa dia telah menerima laporan yang dapat dipercaya bahwa anak-anak juga telah disiksa. (Aiw/Straitstimes/OL-09)
PAKAR Hukum Tata Negara mempertanyakan urgensi pembentukan Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, di tingkat global, tidak ada praktik serupa.
Gunjingan banyak orang bahwa NasDem adalah partai pragmatis, lagi medioker, sebenarnya dilandasi dua alasan mendasar.
KETUA DPR RI Puan Maharani menyinggung soal munculnya fenomena Negara Konoha, Indonesia Gelap, hingga bendera One Piece dalam kehidupan berdemokrasi saat sidang tahunan MPR
GEJALA kemunduran demokrasi di Indonesia dinilai semakin nyata dan mengkhawatirkan. Tanda menguatnya pola kekuasaan ala Orde Baru berpotensi menyeret ke otoritarianisme
Kritik masyarakat, termasuk melalui pengibaran bendera One Piece, sepatutnya dianggap sebagai bentuk kontrol publik terhadap pemerintah
SEKJEN Partai Gerindra Sugiono merespons usulan gubernur dipilih oleh pemerintah pusat.
Wamenkum Sebut RUU KUHAP Berasal dari Usulan Masyarakat
KANTOR Kontras di Jalan Kramat II, Kwitang, Jakarta Pusat didatangi tiga orang tidak dikenal pada Minggu (16/3) dini hari, sekitar pukul 00.16 WIB
KETUA Komisi I DPR RI Utut Adianto menyikapi adanya kritik dan aksi protes yang disampaikan Koalisi Masyarakat Sipil, khususnya KontraS terhadap revisi UU TNI.
PENURUNAN skor dan peringkat Indonesia dalam indeks demokrasi 2024 yang dirilis Economist Intelligence Unit (EIU) menunjukkan adanya proses otoritarianisasi.
MENTERI Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai mengatakan Presiden Prabowo Subianto selama 100 hari menjabat tak mengekang kebebasan masyarakat sipil.
WAKIL Ketua Komisi II DPR RI, Aria mengungkapkan tantangan demokrasi Indonesia pada pemerintahan Prabowo ke depan semakin berat, khususnya dalam memulihkan integritas kelembagaan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved