Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Brussels Janjikan Bantuan 1 Miliar Euro ke Afghanistan

Nur Aivanni
13/10/2021 08:20
Brussels Janjikan Bantuan 1 Miliar Euro ke Afghanistan
Tangkapan layar saat pertemuan virtual G20 membahas tentang krisis kemanusiaan di Afghanistan, Selasa (12/10) waktu setempat.(AFP)

PEMERINTAH Afghanistan mengadakan pembicaraan tatap muka pertama mereka dengan delegasi gabungan AS-UE pada Selasa di Qatar, saat Brussels menjanjikan bantuan satu miliar euro ($ 1,2 miliar) untuk Afghanistan yang saat ini dipimpin Taliban.

Pada pertemuan Doha dan konferensi ekonomi utama dunia, G20, pesan untuk Taliban adalah sama: dunia berkomitmen untuk bantuan kemanusiaan bagi rakyat Afghanistan yang menderita, dan negara itu tidak boleh menjadi basis militan.

Uni Eropa membuka KTT G20 secara virtual dengan menjanjikan paket bantuan satu miliar euro, termasuk uang untuk kebutuhan kemanusiaan yang mendesak dan tetangga Afghanistan yang menerima warga Afghanistan yang melarikan diri dari Taliban.

Untuk diketahui, Taliban sedang mencari pengakuan, serta bantuan untuk menghindari bencana kemanusiaan, setelah mereka kembali berkuasa pada Agustus setelah penarikan pasukan AS.

Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bantuan itu dimaksudkan, untuk mencegah keruntuhan besar kemanusiaan dan sosial-ekonomi.

Dia menekankan dana itu adalah dukungan langsung untuk Afghanistan dan akan disalurkan ke organisasi internasional, bukan ke pemerintah sementara Taliban, yang tidak diakui oleh Brussels.

"Kami sudah jelas tentang kondisi kami untuk setiap keterlibatan dengan pihak berwenang Afghanistan, termasuk tentang penghormatan terhadap hak asasi manusia," katanya.

Perdana Menteri Italia Mario Draghi, yang menjadi tuan rumah G20, mengatakan mereka setuju untuk bekerja sama memberikan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Afghanistan dan bahwa itu harus melibatkan kontak dengan Taliban.

"Sangat sulit untuk melihat bagaimana seseorang dapat membantu rakyat Afghanistan ... tanpa semacam keterlibatan pemerintah Taliban," katanya.

"Alih-alih menanggapi dan berdebat ... kami sekarang memiliki kesadaran akan keadaan darurat ini dan tanggung jawab besar yang dimiliki G20 terhadap rakyat Afghanistan," katanya pada konferensi pers pasca-KTT.

G20 termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, Tiongkok, Turki, Rusia, India dan Arab Saudi. Presiden AS Joe Biden termasuk di antara para pemimpin yang menghadiri KTT tersebut.

AS mengatakan bahwa para pemimpin G20 menegaskan kembali komitmen untuk memberikan bantuan kemanusiaan langsung kepada rakyat Afghanistan melalui organisasi internasional independen dan untuk mempromosikan hak asasi manusia yang mendasar bagi semua warga Afghanistan, termasuk perempuan, anak perempuan dan anggota kelompok minoritas.

Bantuan internasional telah diblokir ke Afghanistan sejak Taliban kembali berkuasa menyusul penarikan pasukan AS dan internasional lainnya setelah 20 tahun perang.

Aset negara yang disimpan di luar negeri telah dibekukan, sementara harga pangan dan pengangguran meningkat, yang memicu peringatan bencana kemanusiaan begitu musim dingin tiba.

Sementara KTT virtual berlangsung, pembicaraan langsung diadakan di Doha. Pertemuan itu difasilitasi oleh Qatar, yang telah lama menjadi tuan rumah kantor politik Taliban.

"Saya pikir terlibat dengan mereka (Taliban) adalah yang paling penting sekarang," kata Mutlaq al-Qahtani, utusan khusus untuk menteri luar negeri Qatar, yang menepis pertanyaan apakah akan mengakui pemerintahan Taliban.

"Prioritas seperti yang kita bicarakan sekarang adalah (situasi) kemanusiaan, pendidikan, perjalanan yang bebas bagi orang-orang yang ingin pergi," katanya pada konferensi Forum Keamanan Global di Doha. (AFP/OL-13)

Baca Juga: Qatar: Pengakuan pada Taliban bukan Prioritas



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya