Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Penyintas Aksi Teror Prancis Kenang Malam Mencekam di Bataclan

Basuki Eka Purnama
07/10/2021 05:30
Penyintas Aksi Teror Prancis Kenang Malam Mencekam di Bataclan
Sketsa menampilkan Salah Abdeslam, tersangka penembakan di Bataclan, dihadirkan di pengadilan Prancis.(AFP/Benoit PEYRUCQ)

PENYINTAS serangan kelompok teroris Islamic State (IS) di Paris pada 2015, dalam sidang pada Rabu (6/10), mengenang dirinya berpura-pura mati di lantai gedung konser Bataclan agar tidak ditembak oleh para teroris.

Sebanyak 130 orang tewas dalam sebuah aksi terkoordinasi yang mencakup serangan bom bunuh diri dan penembakan di sejumlah lokasi di Paris pada 13 November 2015, termasuk 90 penonton konser band Amerika Serikat (AS) Eagles of Death Metal di Bataclan.

Sebanyak 20 orang diadili terkait peristiwa berdarah itu, termasuk satu-satunya anggota sel IS yang masih hidup, Salah Abdeslam, Mayoritas terpidana terancam hukuman seumur hidup jika dinyatakan bersalah.

Baca juga: Operasi Pasukan Quds Iran di Luar Negeri Utamakan Drone

Sidang pada Rabu (6/10) mendengar kesaksian sejumlah penyintas yang berhasil bertahan hidup dalam aksi teror selama 2 jam itu di Bataclan.

Irmine, 55, adalah yang pertama kali bersaksi di persidangan.

Teman Irmine, Fabian, merupakan salah satu yang pertama ditembak mati ketika tiga orang bersenjata masuk ke gedung konser dan melepaskan tembakan membabi buta menggunakan senapan otomatis.

Irmine mengaku dirinya mendengar salah satu penyerang, yang suaranya bernada tinggi seperti anak-anak, berteriak, "Prancis tidak memiliki kepentingan di Suriah. Saya akan membunuh siapa pun yang bergerak."

Tiarap di lantai dalam kegelapan, dia mengaku berharap lantai akan menelannya.

Setelah kurang lebih setengah jam, dia mendengar petugas keamanan Bataclan mengatakan, "Ayo segera keluar, mereka sedang mengisi ulang senjata mereka."

Dalam perjalanan ke luar, dia melihat jenazah Fabian, yang dia kenali dari jas dan sepatunya.

Irmine bisa selamat dengan hanya menderita luka ringan. "Saya sangat beruntung karen peluru hanya menyerempet dada saya." (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya