Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
PENYINTAS serangan kelompok teroris Islamic State (IS) di Paris pada 2015, dalam sidang pada Rabu (6/10), mengenang dirinya berpura-pura mati di lantai gedung konser Bataclan agar tidak ditembak oleh para teroris.
Sebanyak 130 orang tewas dalam sebuah aksi terkoordinasi yang mencakup serangan bom bunuh diri dan penembakan di sejumlah lokasi di Paris pada 13 November 2015, termasuk 90 penonton konser band Amerika Serikat (AS) Eagles of Death Metal di Bataclan.
Sebanyak 20 orang diadili terkait peristiwa berdarah itu, termasuk satu-satunya anggota sel IS yang masih hidup, Salah Abdeslam, Mayoritas terpidana terancam hukuman seumur hidup jika dinyatakan bersalah.
Baca juga: Operasi Pasukan Quds Iran di Luar Negeri Utamakan Drone
Sidang pada Rabu (6/10) mendengar kesaksian sejumlah penyintas yang berhasil bertahan hidup dalam aksi teror selama 2 jam itu di Bataclan.
Irmine, 55, adalah yang pertama kali bersaksi di persidangan.
Teman Irmine, Fabian, merupakan salah satu yang pertama ditembak mati ketika tiga orang bersenjata masuk ke gedung konser dan melepaskan tembakan membabi buta menggunakan senapan otomatis.
Irmine mengaku dirinya mendengar salah satu penyerang, yang suaranya bernada tinggi seperti anak-anak, berteriak, "Prancis tidak memiliki kepentingan di Suriah. Saya akan membunuh siapa pun yang bergerak."
Tiarap di lantai dalam kegelapan, dia mengaku berharap lantai akan menelannya.
Setelah kurang lebih setengah jam, dia mendengar petugas keamanan Bataclan mengatakan, "Ayo segera keluar, mereka sedang mengisi ulang senjata mereka."
Dalam perjalanan ke luar, dia melihat jenazah Fabian, yang dia kenali dari jas dan sepatunya.
Irmine bisa selamat dengan hanya menderita luka ringan. "Saya sangat beruntung karen peluru hanya menyerempet dada saya." (AFP/OL-1)
Prancis menegaskan dukungannya terhadap pembentukan misi stabilisasi internasional sementara yang bertujuan memastikan keamanan bagi warga Israel dan Palestina.
HAMPIR dua tahun sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas, dengan korban jiwa di Jalur Gaza melampaui 60.000 orang, dukungan global untuk pengakuan negara Palestina semakin menguat.
PRANCIS, Jumat (8/8), mengutuk rencana Israel untuk menduduki Jalur Gaza, Palestina, dan menegaskan kembali penentangan tegasnya terhadap rencana tersebut.
Kawasan bukit Corbières di Prancis selatan terbakar. Sekitar 8.000 lahan dilalap api, menutup akses jalan tol, dan melukai dua orang.
DUNIA semakin bersatu untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, terutama dari negara Barat.
Syahganda berpendapat langkah tegas Macron dan Starmer itu harus apresiasi, dan Presiden Prabowo Subianto perlu mengekspresikan penghargaan positif itu secara terbuka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved