Pelaku Penyerangan Paris 2015 Mulai Disidang

Basuki Eka Purnama
08/9/2021 08:56
Pelaku Penyerangan Paris 2015 Mulai Disidang
Kafe dan teater Bataclan, lokasi serangan terorisme pada 13 November 2015 yang menewaskan 90 orang.(AFP/Thomas COEX)

PERSIDANGAN terhadap 20 pria yang diduga terlibat dalam serangan teroris di Paris, Prancis, pada November 2015 dimulai, Rabu (8/9), dengan penjagaan sangat ketat.

Sebanyak 130 orang tewas dan ratusan lainnya terluka ketika sekelompok pria bersenjata dengan rompi bunuh diri beraksi di enam bar dan restoran, aula konser Bataclan, dan sebuah stadion olahraga.

Peristiwa paling berdarah di masa damai itu telah meninggalkan bekas luka yang dalam bagi Prancis.

"Malam itu menjerumuskan kita semua ke dalam kengerian dan keburukan," kata Jean-Pierre Albertini, ayah Stephane, 39, yang tewas di Bataclan.

Baca juga: Mengenal Pemain Kunci dalam Pemerintahan Baru Taliban

Polisi bersiaga dengan kewaspadaan tinggi, arus kendaraan dan pejalan kaki di sekitar gedung pengadilan Palais de Justice di Paris tengah akan dialihkan, dan tepian sungai Seine juga ditutup untuk publik.

Mereka yang diizinkan menghadiri persidangan akan melewati beberapa pos pemeriksaan sebelum dibolehkan masuk ke ruang sidang yang dibuat khusus dan ruang-ruang lain tempat sidang pemeriksaan akan disiarkan.

Persidangan akan berlangsung selama sembilan bulan. Sekitar 1.800 penggugat dan lebih dari 300 pengacara akan ambil bagian dalam sidang yang digambarkan Menteri Kehakiman Prancis Eric Dupond-Moretti sebagai maraton keadilan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Putusan sidang diharapkan akan dibuat pada akhir Mei tahun depan.

Sebagian besar terdakwa, termasuk Salah Abdeslam, pria keturunan Prancis-Maroko berusia 31 tahun yang diyakini sebagai satu-satunya pelaku serangan yang masih hidup, menghadapi hukuman penjara seumur hidup jika divonis bersalah.

Terdakwa lain, enam di antaranya diadili secara in absentia, dituduh membantu menyiapkan senjata dan mobil, atau berperan mengatur serangan.

"Apa yang saya pedulikan tentang persidangan itu adalah kesaksian penyintas lain (untuk) mendengarkan bagaimana mereka mengatasi (masalah) selama enam tahun terakhir," kata Jerome Barthelemy, 48 tahun. "Soal tersangka, saya bahkan tidak mengharapkan mereka bicara."

Sebagai penyintas dalam serangan di Bataclan, Barthelemy mengatakan dia baik-baik saja sekarang meski sempat mengalami depresi dan kecemasan.

Islamic State (IS) mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan itu. Kelompok tersebut sebelumnya mendorong para pengikut untuk menyerang Prancis yang telah memerangi mereka di Irak dan Suriah. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya