SEORANG pria Saudi dieksekusi di Dammam pada Senin (6/9) atas tuduhan terorisme dan penyelundupan senjata.
Pria itu dinyatakan bersalah menjadi anggota sel teroris dan menargetkan personel keamanan dengan menembaki mereka.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Kerajaan Arab Saudi dalam suatu pernyataan, dia juga didakwa menyelundupkan senjata ke dalam dan luar negeri. "Ia pun menjadi anggota sel teroris dengan tujuan mengganggu stabilitas keamanan nasional," kata kementerian itu.
Bulan lalu, Amnesty International mengatakan setidaknya 40 orang dieksekusi antara Januari dan Juli di Arab Saudi. Jumlah ini lebih banyak dari keseluruhan sepanjang 2020.
Arab Saudi membunuh 184 orang pada 2019, menurut Amnesty, yang mengatakan itu merupakan jumlah tertinggi yang tercatat dalam satu tahun di negara itu. Awal tahun ini, Komisi Hak Asasi Manusia Arab Saudi mengatakan telah mendokumentasikan 27 eksekusi pada 2020 atau penurunan 85% dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagiannya karena moratorium hukuman mati untuk pelanggaran narkoba.
Baca juga: Saudi Digugat terkait Serangan 9/11, Biden Minta FBI Buka Investigasi
Tahun lalu, HRC juga mengumumkan bahwa Arab Saudi menghapus hukuman cambuk yang diperintahkan pengadilan sebagai langkah reformasi yang disambut baik oleh para pegiat. Namun, para aktivis skeptis bahwa reformasi akan meluas ke pembebasan tahanan politik, jeda pada tindakan keras terhadap perbedaan pendapat, atau diakhirinya eksekusi. (AFP/OL-14)