Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

AS Tuduh Iran Berupaya Alihkan Kesalahan atas Buntunya Pembicaraan Nuklir

Atikah Ishmah Winahyu
18/7/2021 18:15
AS Tuduh Iran Berupaya Alihkan Kesalahan atas Buntunya Pembicaraan Nuklir
Anggota komunitas Anglo-Iran meneriakkan slogan dan membawa poster selama unjuk rasa mendukung perjuangan rakyat Iran, London, Inggris.(AFP/Justin Tallis.)

AMERIKA Serikat menuduh Teheran melakukan upaya mengalihkan kesalahan atas kebuntuan dalam pembicaraan nuklir Iran dan membantah bahwa kesepakatan telah dicapai pada pertukaran tahanan.

Kepala perunding nuklir Iran Abbas Araqchi mengatakan sebelumnya di Twitter bahwa putaran negosiasi berikutnya di Wina harus menunggu sampai pemerintahan baru Iran mulai menjabat pada Agustus. Tapi ia berkeras bahwa pertukaran tahanan dapat dilakukan dengan cepat jika AS dan Inggris berhenti menghubungkannya dengan masalah nuklir.

Pembicaraan tidak langsung AS-Iran tentang menghidupkan kembali kesepakatan 2015 telah ditunda sejak putaran terakhir berakhir pada 20 Juni. Komentar Araqchi menegaskan bahwa Teheran tidak akan kembali ke meja perundingan sebelum Presiden terpilih Ebrahim Raisi mengambil alih.

"Kami berada dalam masa transisi karena transfer kekuasaan secara demokratis sedang berlangsung di ibu kota kami. Pembicaraan Wina dengan demikian jelas harus menunggu pemerintahan baru kami," tulisnya di Twitter.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, "Komentar ini adalah upaya keterlaluan untuk menangkis kesalahan atas kebuntuan saat ini. Kami siap kembali ke Wina untuk menyelesaikan pekerjaan dalam pengembalian bersama ke JCPOA setelah Iran membuat keputusan yang diperlukan."

Upaya diplomatik sedang berlangsung untuk membawa kedua negara kembali ke JCPOA atau Rencana Aksi Komprehensif Bersama. Ini merupakan perjanjian nuklir yang ditinggalkan oleh mantan presiden Donald Trump. Sementara penggantinya, Presiden Joe Biden, berusaha untuk menghidupkannya kembali.

Araqchi juga mendesak AS dan Inggris untuk berhenti menghubungkan pertukaran tahanan dengan kesepakatan nuklir.
"Sepuluh tahanan dari semua pihak dapat dibebaskan besok jika AS dan Inggris memenuhi bagian mereka dari kesepakatan," katanya.

Sebagai tanggapan, Price mengatakan, "Sehubungan dengan komentar kepada orang Amerika yang secara tidak adil ditahan oleh Iran di luar kehendak mereka, kami melihat upaya kejam lain untuk meningkatkan harapan keluarga mereka. Belum ada kesepakatan yang disepakati."

"Kami telah terlibat dalam pembicaraan tidak langsung tentang para tahanan dalam konteks proses Wina dan penundaan dalam memulai kembali proses itu tidak membantu.”

"Meskipun akan lebih efektif untuk membuat kemajuan jika kami bertemu di Wina, kami juga siap untuk melanjutkan pembicaraan tentang tahanan selama periode ini,” imbuhnya.

Iran, yang menahan segelintir warga Iran-Amerika, telah dituduh oleh aktivis hak asasi menangkap warga negara ganda untuk mencoba mengekstrak konsesi dari negara lain. Iran telah menolak tuduhan itu. Iran mengatakan awal pekan ini bahwa pihaknya mengadakan pembicaraan tentang mengamankan pembebasan tahanan Iran di penjara-penjara Amerika dan negara-negara lain atas pelanggaran sanksi AS.

Baca juga: Iran Waspada Kebangkitan Taliban di Afghanistan

 

Pada Mei, Washington membantah laporan oleh televisi pemerintah Iran bahwa negara-negara tersebut telah mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dengan imbalan pelepasan US$7 miliar dana minyak Iran yang dibekukan di bawah sanksi AS di negara lain. Jeda dalam pembicaraan nuklir, yang oleh pejabat AS dan Eropa dikaitkan dengan pemilihan Presiden terpilih Raisi, telah menimbulkan pertanyaan tentang langkah selanjutnya jika pembicaraan menemui jalan buntu. (Straitstimes/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya