Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
RATUSAN warga Palestina menuntut pengunduran diri Presiden Mahmud Abbas dalam aksi protes di Tepi Barat pada Sabtu. Aksi tersebut dipicu oleh kematian seorang aktivis dalam tahanan bulan lalu.
Kerabat Nizar Banat, yang tewas setelah pasukan keamanan menyerbu rumahnya dan menangkapnya dengan kejam, berada di garis depan dalam aksi protes di Ramallah, tempat Otoritas Palestina (PA) pimpinan Abbas bermarkas.
Ibu Banat yang berkabung mengangkat potret putranya. Para demonstran juga membawa gambar Banat, seorang kritikus vokal atas dugaan korupsi di dalam PA, sementara yang lain mengangkat spanduk besar yang bertuliskan "Abbas Pergi".
"Unjuk rasa ini adalah pesan kesetiaan kepada Nizar Banat dan kepada pihak berwenang, yang harus mengadili mereka yang bertanggung jawab atas kematiannya," kata mantan Kepala Dewan Legislatif Palestina Hassan Khreishah.
Polisi Palestina dan pasukan keamanan memblokir jalan menuju markas Abbas di Ramallah.
Sementara itu, sebuah aksi protes tandingan yang diselenggarakan oleh faksi Fatah diadakan di kota Hebron untuk menyatakan dukungan bagi pemimpin Palestina tersebut.
Kematian Banat pada 24 Juni memicu protes yang berlangsung berhari-hari di Tepi Barat yang diduduki dan memicu kecaman dari komunitas internasional.
Baca juga: Warga Palestina Tolak Kesepakatan Pemukim Yahudi dengan Pemerintah Israel
Pria berusia 43 tahun itu telah terdaftar sebagai kandidat dalam pemilihan parlemen Palestina yang ditetapkan pada Mei, sampai Abbas menundanya tanpa batas waktu.
Menurut hasil autopsi, dia dipukuli di kepala, dada, leher, kaki dan tangan, dengan waktu kurang dari satu jam antara penangkapan dan kematiannya.
Pada Senin, keluarga Banat mengatakan akan menolak kesimpulan dari penyelidikan resmi dan sebaliknya menyerukan penyelidikan internasional.
Kematian Banat memicu kemarahan global. Utusan perdamaian Timur Tengah PBB Tor Wennesland mengatakan para pelaku harus dibawa ke pengadilan. Sementara, Uni Eropa menyerukan penyelidikan yang menyeluruh, independen dan transparan. Dan, Amerika Serikat juga mendesak penyelidikan yang transparan. (AFP/OL-5)
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
Kabinet baru yang dibentuk Perdana Menteri Mohammad Mustafa berupaya merumuskan visi untuk menyatukan kembali lembaga-lembaga tersebut, termasuk memikul tanggung jawab atas Gaza.
Rakyat Palestina mengalami genosida yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza. Perbuatan biadab yang bertentangan dengan hukum dunia itu tidak akan menghalangi Palestina merebut kemerdekaan.
PRESIDEN Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas perkembangan perjuangan Palestina dan cara-cara untuk menghentikan perang Israel di Gaza, Jumat (22/12).
Menlu AS Antony Blinken akan kembali ke Tel Aviv bertemu PM Israel Benjamin Netanayahu dan ke Ramallah bertemua Presiden Palestina Mahmud Abbas uasi menghadiri COP28.
Lebih dari 500 orang dilaporkan tewas dalam pengeboman di Rumah Sakit Ahli di Gaza. Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengumumkan tiga hari berkabung.
Pertemuan antara Abbas dan Gantz di Ramallah, markas Otoritas Palestina di Tepi Barat, terjadi kurang dari sepekan sebelum lawatan pertama Biden ke Timur Tengah sebagai Presiden AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved