Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Junta Myanmar Berterima Kasih Atas Dukungan Rusia

Nur Aivanni
23/6/2021 12:15
Junta Myanmar Berterima Kasih Atas Dukungan Rusia
Kepala junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing dan Presiden Myanmar Aung San Suu Kyi sebelum kudeta oleh militer dilakukan pada Februari 2021(AFP)

KEPALA junta Myanmar  berterima kasih kepada Rusia sebagai pemasok senjata utama ke negara di Asia Tenggara itu, karena memperkuat tentara yang merebut kekuasaan dalam kudeta pada awal tahun ini.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dan pemerintah Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pada Februari 2021.

Rusia telah mendukung sekutunya dan memperingatkan Barat agar tidak memberikan sanksi kepada junta.

"Berkat Rusia, tentara kami telah menjadi salah satu yang terkuat di kawasan ini," kata kantor berita Rusia TASS yang mengutip pernyataan Min Aung Hlaing kepada Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu selama pertemuan di Moskow.

Persahabatan antara Rusia dan Myanmar menjadi semakin kuat, kata pemimpin junta itu, menurut pernyataannya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia.

"Myanmar bagi kami adalah mitra strategis yang telah teruji waktu dan sekutu yang dapat diandalkan," kata Shoigu, seraya menambahkan bahwa kerja sama militer adalah komponen penting dari hubungan Rusia-Myanmar.

"Kami berkomitmen untuk terus melakukan upaya untuk memperkuat hubungan bilateral," kata Menteri Pertahanan Rusia.

Min Aung Hlaing berada di Moskow untuk menghadiri konferensi keamanan internasional yang berlangsung selama tiga hari yang dimulai kemarin. Konferensi tersebut mempertemukan para pejabat pertahanan dari seluruh dunia.

Itu merupakan perjalanan kedua pemimpin junta yang diketahui ke luar negeri sejak dia merebut kekuasaan.

Pada Senin, dia bertemu dengan kepala Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev, dengan keduanya sepakat untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara.

Min Aung Hlaing kemudian bertemu dengan kepala eksportir senjata negara Rosoboronexport, Alexander Mikheyev, untuk membahas potensi kerja sama teknis militer, menurut seorang juru bicara junta.

Sejak Februari, tindakan brutal yang dilakukan junta terhadap perbedaan pendapat telah menewaskan sedikitnya 870 warga sipil, menurut kelompok pemantau lokal.

Meskipun Kremlin mengatakan prihatin dengan korban sipil, Moskow telah berusaha untuk mengembangkan hubungan dengan junta. (Malay Mail/OL-13)

Baca Juga: Portugal Khawatirkan Gelombang Keempat Covid-19



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya