Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
PENDUDUK kota Ashkelon di Israel telah lari ke tempat penampungan saat sirene serangan udara meraung. Ini terjadi setelah kelompok Islam Hamas bersumpah untuk mengubah komunitas itu menjadi 'neraka' kemudian roket menewaskan dua wanita di sana.
"Sekitar pukul 05.00, kami dibangunkan oleh sirene. Kami harus bersembunyi di lemari karena tidak ada tempat berlindung di rumah," kata Shelly Belayev, yang bangunannya rusak berat dan fasadnya menghitam. Suatu apartemen juga hancur lebur. .
"Ada ledakan yang sangat kuat. Saya belum pernah mendengar suara seperti itu. Saya segera menyadari misil jatuh di sini," katanya. "Saya pergi keluar. Saya kaget."
Sejak sirene dimulai Senin (10/5) malam, rentetan roket yang diluncurkan dari kantong Palestina dalam kontrol Hamas telah menghujani kota pantai itu yang terletak tepat di utara Jalur Gaza.
Banjir roket berlanjut pada Selasa (11/5). Sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, mengatakan telah menembakkan 137 roket ke Ashkelon dan Ashdod di dekatnya hanya dalam waktu lima menit pada sore hari.
Dua wanita, satu berusia 40-an, yang lain berusia pertengahan 60-an, tewas di Ashkelon, kata layanan darurat Magen David Adom kepada AFP pada Selasa. Pusat Medis Barzilai kota itu mengatakan sedang merawat 70 orang.
Pada Selasa pagi, penduduk kota sekitar 150.000 orang, memberanikan diri untuk mengamati kerusakan, mendorong kereta bayi di dekat mobil yang hancur. Di salah satu kawasan permukiman, atap suatu bangunan hancur total.
"Saya harus mengajak anjing saya jalan-jalan tapi saya takut dan saya selalu melihat sekeliling saya untuk melihat di mana tempat penampungan dan ke mana harus lari jika ada sirene," kata Anna yang menolak menyebutkan nama belakangnya.
Dia bilang dia belum tidur malam sebelumnya. "Kami khawatir akan ada peringatan baru," kata pria berusia 66 tahun itu.
Saling tembak antara tentara Israel dan kelompok bersenjata di kantong Palestina relatif sering terjadi. Penduduk Israel di daerah-daerah tetangga Jalur Gaza tidak asing dengan alarm serangan udara.
Tetapi eskalasi saat ini, yang dimulai Senin dengan latar belakang kekerasan di Jerusalem timur yang diduduki Israel, menjadi yang terburuk sejak setidaknya 2019. Otoritas Gaza telah melaporkan sedikitnya 26 orang tewas, termasuk sembilan anak-anak dalam serangan Israel.
Sekolah-sekolah ditutup Selasa di Ashkelon dan daerah lain dalam jarak 40 kilometer di sekitar Gaza. "Itu pernah terjadi sebelumnya, tetapi anda tidak pernah benar-benar terbiasa dengannya," kata Perla Nahum, 53.
Pada 2019, rudal dari daerah kantong itu menewaskan lima orang, kata juru bicara wali kota Ashkelon. "Ashkelon telah menderita selama 20 tahun. Itu sudah cukup," kata wali kota Tomer Glam di radio publik, Selasa.
"Kita harus mengakhiri situasi ini. Kita tidak bisa terus seperti ini," katanya, tanpa segera menawarkan solusi atau mengkritik pemerintah Israel.
Michael, seorang penduduk Ashkelon yang pergi berbelanja, mengatakan dia tidak takut. "Saya ingat bahwa mereka (kelompok bersenjata Gaza) membuat ancaman lain di masa lalu," kata pria berusia 70-an itu menolak memberikan nama belakangnya. "Orang Israel kuat." (AFP/OL-14)
RATUSAN mantan pejabat tinggi keamanan Israel menyerukan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menggunakan pengaruhnya menekan pemerintah Israel.
Warga Palestina yang kelaparan harus mempertaruhkan nyawa demi mendapatkan bantuan melalui jalur terbatas yang dikendalikan.
Hamas menegaskan tidak akan menyerahkan senjata, kecuali terbentuk negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.
Menlu AS Marco Rubio mengkritik langkah beberapa negara Barat yang akan mengakui Palestina.
PEMERINTAH Gaza menuduh Israel sengaja menciptakan kekacauan untuk menghambat penyaluran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
KEMENTERIAN Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sebanyak 18.592 anak Palestina telah tewas akibat serangan militer Israel sejak 7 Oktober 2023.
PEMUKIM Israel menyerang desa Kristen Palestina Taybeh di Tepi Barat, Palestina, yang dijajah, semalaman. Mereka membakar mobil dan menyemprotkan grafiti yang mengancam.
MENTERI Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengizinkan para pemukim ilegal untuk bernyanyi dan menari dengan bebas selama kunjungan mereka ke kompleks Masjid Al-Aqsa.
SEKITAR 80.000 warga Palestina melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Al-Aqsa di Jerusalem pada Jumat (6/6) pagi.
OTORITAS Israel melarang umat Kristen Palestina dari Tepi Barat, Palestina, memasuki Jerusalem yang diduduki pada Minggu (13/4) untuk mengikuti kebaktian Minggu Palem.
KOMITE Kristen Islam untuk Dukungan Jerusalem dan Tempat-Tempat Suci mengecam rekomendasi polisi pendudukan Israel untuk membatasi akses jamaah ke Masjid Al-Aqsa selama bulan Ramadan.
HAMAS mengecam rekomendasi lembaga keamanan Israel untuk membatasi salat umat Islam di Masjid Al-Aqsa selama bulan Ramadan yang dimulai Jumat (28/2) ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved