Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

WHO Setujui Vaksin Covid-19 Sinopharm BuatanTiongkok

Nur Aivanni
08/5/2021 07:42
WHO Setujui Vaksin Covid-19 Sinopharm BuatanTiongkok
Vaksin covid-19 Sinopharm buatan Tiongkok(AFP/Robert ATANASOVSKI)

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO), pada Jumat (7/5) menyetujui vaksin covid-19 asal Tiongkok dalam upaya untuk meningkatkan dorongan imunisasi global, ketika India mencatat rekor jumlah infeksi lain yang telah menyebar ke negara-negara tetangga. Banyak negara Barat mulai dibuka kembali karena vaksinasi semakin cepat, pihak berwenang di Tokyo dan bagian lain Jepang memperpanjang keadaan darurat virus, kurang dari tiga bulan sebelum Olimpiade.

Di Jenewa, WHO menyetujui untuk penggunaan darurat vaksin Sinopharm, vaksin non-Barat pertama yang mendapat lampu hijau, dan membangun persenjataan global untuk melawan virus.

"Jumlah kasus, jumlah kematian secara global terus meningkat," kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers. "Kami akan melihat situasi yang serius seperti yang kami lihat sekarang di India, di Brasil," kata dia memperingatkan.

WHO telah memberikan daftar penggunaan darurat untuk vaksin yang dibuat oleh Pfizer-BioNTech, Moderna, Johnson & Johnson, dan AstraZeneca yang diproduksi di lokasi terpisah di India dan di Korea Selatan. Vaksin Sinopharm sudah digunakan di 42 wilayah di seluruh dunia, keempat di belakang AstraZeneca (166), Pfizer-BioNTech (94) dan Moderna (46), menurut penghitungan AFP.

baca juga: Vaksin Covid-19

Namun pejabat tinggi WHO Mariangela Simao mengatakan persetujuan Sinopharm tersebut berpotensi mempercepat akses ke vaksin di banyak negara lain. India kini tengah bergulat dengan lonjakan kasus korona, di mana rekor kasus harian telah membuat negara itu mencatat hingga setengah dari semua infeksi global dalam seminggu terakhir.

Pada Kamis kemarin, India mencatat 414.000 kasus baru rekor global lainnya, serta hampir 4.000 kematian menurut data resmi yang dicurigai banyak ahli adalah perkiraan yang terlalu rendah. (AFP/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya