Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

AS Jatuhkan Sanksi Baru pada 2 Bisnis Milik Myanmar

Nur Aivanni
22/4/2021 09:15
AS Jatuhkan Sanksi Baru pada 2 Bisnis Milik Myanmar
Demonstran mengecam kudeta militer yang terjadi di Myanmar(AFP/YE AUNG THU)

AMERIKA Serikat memberlakukan sanksi baru terkait Myanmar, dengan menargetkan dua perusahaan milik negara dalam serangkaian tindakan hukuman terbaru setelah kudeta militer di negara itu dan pembunuhan pengunjuk rasa sejak pengambilalihan kekuasaan.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Keuangan AS mengatakan memasukkan Myanma Timber Enterprise dan Myanmar Pearl Enterprise. Industri mutiara dan kayu adalah sumber ekonomi bagi militer Myanmar.

"Tindakan hari ini menunjukkan komitmen Amerika Serikat untuk menargetkan saluran pendanaan khusus ini dan mendorong pertanggungjawaban bagi mereka yang bertanggung jawab atas kudeta dan kekerasan yang sedang berlangsung," kata Direktur Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Kementerian Keuangan Andrea Gacki dalam pernyataan itu.

Negara di Asia Tenggara itu telah berada dalam krisis sejak kudeta pada Februari ketika militer merebut kekuasaan dari pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi, dengan aksi protes yang berlangsung hampir setiap hari dan tindakan keras oleh junta yang menewaskan ratusan orang.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), sebuah kelompok aktivis, mengatakan 738 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan Myanmar sejak kudeta dan 3.300 orang ditahan. 20 orang lainnya telah dijatuhi hukuman mati dan bersembunyi.

Baca juga: UE Jatuhkan Sanksi Bagi 10 Pejabat Junta dan 2 Konglomerat Myanmar

Washington menanggapi dengan menargetkan pendapatan militer melalui beberapa putaran sanksi.

Tindakan pada Rabu itu membekukan aset bisnis AS dan umumnya melarang orang Amerika berurusan dengan perusahaan yang menurut Kementerian Keuangan bertanggung jawab atas ekspor kayu dan mutiara dari Myanmar.

Badan Investigasi Lingkungan, sebuah organisasi nirlaba yang mendokumentasikan pelanggaran industri kayu di Myanmar dan di tempat lain, mengatakan bulan ini junta militer smendapat untung dari ekspor jati melalui Myanma Timber Enterprise.

Kayu jati itu kadang-kadang diekspor ke Amerika Serikat dan Eropa dan digunakan untuk furnitur mewah dan untuk geladak kapal pesiar kelas atas, kata kelompok itu.(CNA/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya