Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Salah Campur, 15 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Johnson&Johnson Rusak

Atikah Ishmah Winahyu
01/4/2021 15:15
Salah Campur, 15 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Johnson&Johnson Rusak
Ilustrasi vaksin covid-19(dok.medcom)

SEKITAR 15 juta dosis vaksin covid-19 Johnson & Johnson rusak karena kesalahan dalam pencampuran bahan di fasilitas produksi Amerika Serikat, sehingga menghambat pengiriman di masa depan.

Para pekerja di pabrik di Baltimore, Maryland, yang dijalankan oleh Emergent BioSolutions, menggabungkan bahan-bahan dari vaksin tersebut. Pejabat federal mengaitkan peristiwa itu dengan kesalahan manusia.

The Times mengatakan masalah tersebut tidak akan mempengaruhi dosis yang sudah dikirimkan ke seluruh AS tetapi akan menyebabkan penundaan untuk puluhan juta dosis vaksin yang seharusnya berasal dari pabrik Baltimore dalam beberapa bulan mendatang. Tidak disebutkan berapa lama penundaan itu bisa terjadi.

Dalam sebuah pernyataan Rabu (31/3) malam, perusahaan tersebut mengatakan, proses pengendalian kualitas mengidentifikasi satu kumpulan zat obat yang tidak memenuhi standar kualitas di fasilitas Emergent BioSolutions, tetapi tidak mengatakan berapa banyak dosis vaksin dosis tunggalnya yang rusak.

“Batch ini tidak pernah maju ke tahap pengisian dan penyelesaian proses manufaktur kami,” kata Johnson & Johnson, menambahkan bahwa masalah tersebut telah diatasi dengan Emergent BioSolutions dan US Food & Drug Administration (FDA).

Perusahaan juga mengatakan akan mengerahkan ahli tambahan ke pabrik untuk mengawasi manufaktur saat bergerak menuju otorisasi penggunaan darurat untuk fasilitas tersebut.

“Dalam koordinasi dengan Departemen Kesehatan & Layanan Kemanusiaan AS, langkah-langkah ini akan memungkinkan kami untuk memberikan tambahan 24 juta dosis vaksin suntikan tunggal dengan aman hingga April,” katanya.

Vaksin Johnson & Johnson telah diyakini membantu mempercepat penggerak vaksin AS, yang telah meningkat sejak Presiden Joe Biden menjabat pada bulan Januari.

AS telah memberikan lebih dari 150,2 juta vaksin dan lebih dari 54 juta orang telah divaksinasi penuh pada Rabu, menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Hampir 200 juta dosis telah diberikan secara nasional.

Pejabat federal masih berharap untuk memenuhi tujuan Biden yaitu memiliki cukup vaksin untuk menyuntik setiap orang dewasa AS pada Mei meskipun terjadi penundaan Johnson & Johnson.

AS yang telah mencatat lebih dari 30 juta kasus COVID-19 dan lebih dari 551.000 kematian terkait virus korona hingga saat ini sedang mengalami gelombang baru infeksi virus korona.

Direktur CDC Rochelle Walensky mengatakan pada hari Rabu bahwa covid-19 telah mendorong kematian di AS melebihi 3,3 juta tahun lalu, 16 persen lebih tinggi daripada pada tahun 2019.

“Data tersebut harus berfungsi lagi sebagai katalis bagi kita masing-masing untuk terus melakukan bagian kita untuk menurunkan kasus dan mengurangi penyebaran covid-19 dan membuat orang divaksinasi secepat mungkin,” katanya dalam jumpa pers.

Walensky menuturkan, virus korona telah menghantam komunitas kulit berwarna dengan sangat keras, dengan harapan hidup orang kulit hitam non-Hispanik turun 2,7 tahun. Sementara bagi orang Hispanik turun 1,9 tahun.

“Sayangnya, berdasarkan keadaan pandemi saat ini, dampak ini tetap ada pada 2021 di mana kami terus melihat bahwa komunitas kulit berwarna turut andil dalam sebagian besar kematian ini,” katanya. (OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya