Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

AS Jatuhkan Sanksi pada 2 Anak Min Aung Hlaing

Atikah Ishmah Winahyu
11/3/2021 09:26
AS Jatuhkan Sanksi pada 2 Anak Min Aung Hlaing
Pimpinan Militer Myanmar Min Aung Hlaing(AFP/ YE AUNG THU)

AMERIKA Serikat menjatuhkan sanksi bagi dua anak pemimpin militer Myanmar, Min Aung Hlaing.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (10/3), Departemen Keuangan AS mengatakan telah memberikan sanksi kepada dua anak dewasa Min Aung Hlaing yakni Aung Pyae Sone dan Khin Thiri Thet Mon, serta enam perusahaan yang mereka kendalikan.

Sanksi itu merupakan tanggapan atas kudeta dan tindakan keras yang intensif terhadap pengunjuk rasa damai.

"Para pemimpin kudeta dan anggota keluarga dewasa mereka seharusnya tidak dapat terus mendapatkan keuntungan dari rezim karena menggunakan kekerasan dan memperketat cengkeramannya pada demokrasi," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah pernyataan.

“Kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap mereka yang memicu kekerasan dan menekan keinginan masyarakat. Sanksi ini ditujukan kepada mereka yang bertanggung jawab atas kudeta, untuk mendukung rakyat Burma,” imbuhnya.

Baca juga: Junta Militer Myanmar Incar Pekerja Kereta Api yang Mogok Kerja

Sanksi baru itu datang di tengah meningkatnya seruan untuk meminta pertanggungjawaban akibat tindakan keras mematikan oleh pasukan keamanan Myanmar terhadap pengunjuk rasa yang turun ke jalan untuk mengecam kudeta militer.

Minggu ini, petugas polisi Myanmar yang melarikan diri ke India menceritakan bagaimana mereka diperintahkan untuk menembaki para demonstran.

Tha Peng, seorang kopral tombak polisi berusia 27 tahun, mengungkap ia diperintahkan untuk menembak para pengunjuk rasa guna membubarkan mereka di kota Khampat pada 27 Februari. Atasannya menyuruh untuk menembak sampai mereka (demonstran) mati.

Tanggapan militer terhadap protes yang terjadi setiap hari menjadi semakin keras dengan setidaknya 60 orang diperkirakan tewas dan hampir 2.000 orang ditangkap, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.

Sebelumnya, pasukan keamanan Myanmar menyerbu sebuah kompleks perumahan yang menyerang pekerja kereta api dan mengepung ratusan pengunjuk rasa anti-kudeta di dua lokasi di kota utama Yangon.

Lebih dari 100 orang dilaporkan ditangkap di kedua lokasi tersebut.

"Beberapa dari (pengunjuk rasa) dipukuli dengan hebat," kata seorang petugas penyelamat setempat.(Aljazeera/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya