Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Distribusi Vaksin Covid-19 Tersendat, WHO Minta Warga Bersabar

Atikah Ishmah Winahyu
29/1/2021 11:17
Distribusi Vaksin Covid-19 Tersendat, WHO Minta Warga Bersabar
Seorang perawat mendapat suntikan dosis kedua vaksin covid-19 di Budapest, Hungaria.(AFP/ATTILA KISBENEDEK )

DIREKTUR Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Eropa Hans Kluge mengatakan produsen vaksin tengah bekerja tanpa henti untuk menutup kekurangan pasokan ke negara-negara yang berjuang mengekang pandemi covid-19. WHO juga meminta negara-negara di dunia untuk bersabar dan mengimbau mereka agar tidak berdesakan untuk pengiriman.

"Solidaritas tidak selalu berarti setiap negara di dunia mulai (memvaksinasi) pada saat yang sama. Pemahaman yang baik adalah bahwa tidak ada yang aman sebelum semua orang aman," kata Kluge dalam jumpa pers daring, Kamis (28/1).

Ditanya tentang penundaan dalam percepatan vaksin Pfizer dan AstraZeneca untuk warga di 27 negara Uni Eropa, Kluge dan pakar vaksinasi WHO Eropa, Siddhartha Datta, mengimbau pemerintah dan produsen bekerja sama dalam mengatasi masalah peluncuran tersebut.

Baca juga: AstraZeneca Ajukan Izin Vaksin Covid-19 di Jepang

"Kenyataannya adalah ada kekurangan vaksin. (Tapi) kami tidak meragukan pabrik dan produsen bekerja 24 jam selama 7 hari untuk menjembatani kesenjangan dan kami yakin penundaan yang kami lihat sekarang akan diperbaiki dengan produksi ekstra di masa depan," tuturnya.

WHO menegaskan kembali bahwa vaksin harus dibagikan secara adil, antara negara-negara miskin dan kaya, untuk membantu mengakhiri pandemi. Sementara Datta menekankan bahwa vaksin covid-19 adalah ‘barang masyarakat global’.

Saat Kluge dan Datta berbicara, perjuangan Eropa mengamankan pasokan vaksin covid-19 meningkat karena Inggris menuntut agar mereka menerima semua suntikan yang dibayarkannya setelah UE meminta AstraZeneca mengalihkan pasokan dari Inggris.

Uni Eropa, yang anggotanya jauh di belakang Israel, Inggris Raya, dan Amerika Serikat dalam pemberian vaksin, berjuang mendapatkan suntikan tepat waktu ketika produsen obat terbesar di Barat memperlambat pengiriman ke blok itu karena masalah produksi.

"Kita perlu bersabar, akan membutuhkan waktu untuk vaksinasi," imbuhnya.

Dia menambahkan total 35 negara di Eropa telah meluncurkan vaksinasi dengan 25 juta yang telah diberikan sejauh ini.

Paradoks Pandemik

"Paradoks ini, di mana masyarakat merasakan akhir yang terlihat dengan vaksin tetapi, pada saat yang sama, diimbau mematuhi tindakan pembatasan dalam menghadapi ancaman baru, menyebabkan ketegangan, kecemasan, kelelahan, dan kebingungan. Ini sepenuhnya dapat dimengerti dalam keadaan ini,” ujarnya.

Kluge mengatakan, tingkat penularan yang terus tinggi dan varian virus yang muncul membuatnya mendesak untuk memvaksinasi kelompok prioritas, tetapi mengakui tingkat produksi dan distribusi vaksin belum sesuai dengan harapan.

Dia mengulangi pendirian WHO bahwa ‘paspor vaksinasi’, bukti bahwa seseorang telah diinokulasi akan penting untuk memantau cakupan inokulasi dan kemanjuran suntikan, tetapi tidak boleh digunakan sebagai tes lakmus untuk memungkinkan orang bepergian.

Ditanya tentang pengawasan WHO terhadap vaksin Sputnik V Rusia, Kluge mengatakan dia telah berbicara dengan duta besar Moskow pada Rabu dan dia dapat mengonfirmasi data yang dibutuhkan oleh para ilmuwan WHO untuk meninjau suntikan itu dalam perjalanan ke Jenewa, tempat WHO bermarkas.

Vaksin Rusia sedang didistribusikan di Eropa termasuk negara anggota UE, Hongaria serta di tempat lain di dunia, meskipun Badan Obat-obatan Eropa saat ini tidak meninjaunya untuk mendapatkan persetujuan. (Aiw/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya