Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tim Biden Tolak Rencana Trump yang Akan Cabut Larangan Perjalanan

Nur Aivanni
19/1/2021 13:43
Tim Biden Tolak Rencana Trump yang Akan Cabut Larangan Perjalanan
Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden.(AFP)

 

Juru Bicara Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden dengan cepat menolak pengumuman Presiden AS Donald Trump pada Senin (18/1) yang akan mencabut larangan bagi pelancong yang datang dari sebagian besar Eropa dan Brasil.

"Atas saran tim medis kami, Administrasi tidak bermaksud untuk mencabut pembatasan ini pada 26/1," cuit Sekretaris Pers Biden, Jen Psaki, di Twitter.

"Faktanya, kami berencana untuk memperkuat langkah-langkah kesehatan masyarakat seputar perjalanan internasional untuk lebih mengurangi penyebaran Covid-19," ucapnya.

"Dengan pandemi yang memburuk, dan varian yang lebih menular bermunculan di seluruh dunia, ini bukan saatnya untuk mencabut pembatasan perjalanan internasional," tambahnya.

Hanya beberapa menit sebelum cuitan Psaki, Presiden Trump mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia akan mencabut larangan bagi pelancong yang datang dari Eropa dan Brasil. Sementara, larangan perjalanan untuk Tiongkok dan Iran akan tetap berlaku.

Kedua pernyataan tersebut muncul beberapa hari setelah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengumumkan bahwa semua penumpang dengan maskapai penerbangan yang menuju AS harus menunjukkan hasil tes negatif untuk Covid-19.

Biden akan dilantik pada Rabu (20/1). Trump selama berbulan-bulan telah menolak untuk menerima hasil pemilu yang digelar pada 3 November. Trump bersikeras bahwa pemungutan suara telah dicurangi.

Dia menolak akses tim Biden ke dana dan sumber daya dan belum bertemu dengannya, seperti yang biasa terjadi dalam transisi presiden. Hingga Senin (18/1), AS telah mencatat lebih dari 24 juta kasus Covid-19, dengan hampir 400.000 kematian. (AFP/Nur/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya