Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pemimpin Iran Larang Impor Vaksin Covid-19 buatan AS dan Inggris

Mediaindonesia.com
09/1/2021 02:55
Pemimpin Iran Larang Impor Vaksin Covid-19 buatan AS dan Inggris
Ayatollah Ali Khamenei.(AFP/Khamenei.Ir)

PEMIMPIN tertinggi Iran melarang impor vaksin covid-19 yang diproduksi Amerika dan Inggris. Alasannya, mereka sama sekali tidak dapat dipercaya.

"Mengimpor vaksin yang dibuat di AS atau Inggris dilarang," kata Ayatollah Ali Khamenei dalam cuitannya disertai dengan tagar #CoronaVaccine. "Bukan tidak mungkin mereka ingin mencemari negara lain," tambahnya.

Republik Islam telah melaporkan lebih dari 1,2 juta kasus virus korona baru yang telah menyebabkan lebih dari 56.000 kematian. Iran menuduh musuh bebuyutan AS menghambat aksesnya ke vaksin melalui kebijakan sanksi yang keras.

Makanan dan obat-obatan secara teknis dikecualikan dari langkah-langkah tersebut, tapi bank internasional cenderung menolak transaksi yang melibatkan Iran.

Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan bulan lalu bahwa Washington telah menuntut agar Teheran membayar obat-obatan tersebut melalui bank-bank AS. Tapi dia khawatir Amerika Serikat akan menyita uang itu.

Khamenei juga mencuit bahwa dirinya mengingat pengalaman sebelumnya terkait penemuan suplai darah Prancis yang tercemar HIV. "vaksin Prancis juga tidak dapat dipercaya," ujarnya.

Itu merujuk pada skandal pada 1980-an. Darah yang terinfeksi HIV didistribusikan di Prancis dan kemudian ke luar negeri, bahkan setelah pemerintah mengetahui masalah tersebut. Akibatnya, ratusan orang di Iran, termasuk di antara mereka yang terinfeksi.

Perdana Menteri Prancis saat itu Laurent Fabius didakwa melakukan pembunuhan, tetapi dibebaskan pada 1999. Menteri kesehatannya terbukti bersalah tetapi tidak pernah dihukum.

Iran bulan lalu meluncurkan uji klinis vaksin yang dikembangkan di republik Islam, negara Timur Tengah yang paling parah terkena pandemi. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya