Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Jurnalis Afghanistan Tewas Ditembak Orang Tak Dikenal

 Atikah Ishmah Winahyu
02/1/2021 13:30
Jurnalis Afghanistan Tewas Ditembak Orang Tak Dikenal
Sanak keluarga mengiringi pemakaman wartawan Rahmatullah Nekzad di Distrik Khoja, Provinsi Ghazni, Afghanistan pada 22 Desember 2020.(AFP)

JURNALIS sekaligus aktivis hak asasi manusia Afghanistan, Bismillah Adil Aimaq tewas ditembak oleh orang bersenjata tak dikenal di Afghanistan barat. Korban menjadi jurnalis kelima yang tewas dalam dua bulan terakhir.

Aimaq dalam perjalanan pulang ke kota setelah mengunjungi keluarganya di desa terdekat. Saat berada di daerah dekat Feroz Koh, ibu kota provinsi Ghor, tiba-tiba orang-orang bersenjata melepaskan tembakan ke arah kendaraan yang ditumpanginya.

Menurut juru bicara gubernur provinsi, Arif Abir, orang lain di dalam mobil, termasuk saudara laki-laki Aimaq tidak terluka. Aimaq bekerja sebagai kepala stasiun Radio Sada-e-Ghor setempat dan juga aktivis hak asasi manusia di provinsi tersebut.

Tidak ada yang langsung mengaku bertanggung jawab atas penembakan itu. Seorang juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, menegaskan para pemberontak sama sekali tidak terkait dengan penembakan itu.

Pekan lalu, Rahmatullah Nekzad, yang mengepalai serikat wartawan di provinsi Ghazni, tewas dalam serangan oleh orang-orang bersenjata di luar rumahnya. Nekzad terkenal di daerah tersebut dan telah berkontribusi pada Associated Press sejak 2007. Dia sebelumnya bekerja untuk saluran TV satelit Al Jazeera.

Departemen intelijen Afghanistan mengklaim dua pelaku dalam serangan itu kemudian menangkap dan dan menyiarkan rekaman video keduanya. Rekaman tersebut berisi pengakuan mereka atas pembunuhan itu dan berada di Taliban.

Namun, Taliban membantah terlibat dalam pembunuhan itu, menyebutnya sebagai tindakan pengecut.

Kelompok negara Islam, yang disalahkan atas serangkaian serangan di Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir, mengklaim telah membunuh jurnalis Afghanistan lainnya pada awal Desember. Dua penyerang melepaskan tembakan dan membunuh penyiar TV Malala Maiwand saat dia meninggalkan rumahnya di provinsi Nangarhar. Sopir korban juga tewas dalam peristiwa tersebut.

Pada November 2020, dua jurnalis tewas dalam pemboman terpisah.

Komite Perlindungan Jurnalis mengutuk serangan tanpa henti tersebut. Kelompok kebebasan pers internasional Reporters Without Borders menyebut Afghanistan sebagai salah satu negara paling mematikan di dunia bagi jurnalis.

Pekan ini, Komisi Hak Asasi Manusia Independen Afghanistan mengatakan pembunuhan yang ditargetkan terhadap jurnalis Afghanistan telah berdampak negatif pada pemberitaan di negara itu dan menyebabkan penyensoran sendiri di media. Pernyataan tersebut menyebutkan sejumlah jurnalis perempuan telah meninggalkan pekerjaannya di provinsi karena ancaman.

Pernyataan tersebut lebih lanjut mengatakan bahwa sebagian besar jurnalis tidak dapat keluar secara terbuka di beberapa provinsi dan pemerintah tidak bertindak ketika mereka melaporkan ancaman yang mereka hadapi.

Kekerasan meningkat di seluruh Afghanistan, bahkan ketika Taliban dan pemerintah Kabul melanjutkan negosiasi perdamaian yang dimulai pada September 2020. Pembicaraan, setelah beberapa kemajuan prosedural baru-baru ini, telah ditunda hingga awal Januari dan ada spekulasi dapat ditunda lebih lanjut. (Aiw/The Guardian/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik