Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Aktivis HAM Pakistan Ditemukan Tewas di Toronto

Atikah Ishmah Winahyu
23/12/2020 08:06
Aktivis HAM Pakistan Ditemukan Tewas di Toronto
Hak Asasi Manusia(Ilustrasi)

SEORANG aktivis hak asasi manusia Pakistan, Karima Baloch, yang tinggal di pengasingan di Kanada, ditemukan tewas di Toronto usai dilaporkan menghilang.

Wanita berusia 37 tahun itu diberikan suaka di Kanada pada 2016 setelah pekerjaannya sebagai aktivis hak asasi manusia di negara bagian Balochistan yang bermasalah di Pakistan, membuatnya diikuti dan diancam oleh pihak berwenang.

Baloch merupakan ketua pertama Organisasi Mahasiswa Baloch (BSO-Azad), sebuah organisasi mahasiswa politik. Dia telah mengadvokasi hak-hak masyarakat di wilayah yang menjadi rumah bagi gerakan pemberontakan yang telah berlangsung lama dan mengangkat masalah penghilangan paksa yang sedang berlangsung.

Dia terdaftar dalam 100 wanita paling inspiratif dan berpengaruh 2016 oleh BBC untuk pekerjaannya di bidang hak asasi manusia.

Baloch adalah pembangkang Pakistan kedua dari Balochistan yang tinggal di pengasingan yang ditemukan tewas tahun ini. Pada Mei lalu, Sajid Hussain, seorang jurnalis yang menulis tentang pelanggaran hak asasi manusia di Balochistan, ditemukan tewas di sebuah sungai di Swedia, tempat ia mencari suaka setelah mendapat ancaman di Pakistan.

Suami Baloch, Hammal Haider seorang aktivis Pakistan yang juga tinggal di pengasingan, mengatakan bahwa istrinya meninggalkan rumah pada Minggu tengah hari untuk berjalan-jalan di pusat pulau Toronto seperti yang sering dia lakukan, tetapi dia tidak pernah kembali. Polisi Toronto kemudian mengajukan permohonan informasi di Twitter dan tubuhnya ditemukan pada Senin di pulau itu.

"Saya tidak percaya jika itu adalah tindakan bunuh diri. Dia adalah wanita yang kuat dan dia meninggalkan rumah dalam suasana hati yang baik,” kata Haider.

“Kami tidak bisa mengesampingkan adanya tindakan kotor karena dia berada di bawah ancaman. Dia meninggalkan Pakistan karena rumahnya digerebek lebih dari dua kali. Pamannya terbunuh. Dia diancam untuk meninggalkan aktivisme dan aktivitas politik tetapi dia tidak melakukannya dan melarikan diri ke Kanada,” jelasnya.

Pada Selasa, polisi Toronto mengatakan kematian Baloch sedang diselidiki sebagai kematian non-kriminal dan diyakini tidak ada keadaan yang mencurigakan. Namun, mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Sementara itu, sekitar sebulan lalu Haider mengatakan bahwa dia telah menerima banyak pesan ancaman melalui media sosial setelah mengangkat masalah pelanggaran hak asasi manusia dan operasi militer di Balochistan.

“Saya diberitahu bahwa saudara laki-laki dan istri saya dapat menjadi sasaran. Saya tidak menganggapnya serius. Kita sering mendapat troll dan ancaman seperti itu saat berbicara tentang pelanggaran hak asasi manusia,” ungkapnya.

Lateef Johar, seorang aktivis Baloch dan teman dekat di pengasingan di Kanada, mengungkapkan kepada Guardian bahwa polisi mengatakan tubuh Baloch ditemukan di dekat genangan air.

“Polisi belum memberikan detil lebih lanjut. Mereka belum memberi tahu kami penyebab kematiannya dan juga belum mengembalikan tubuh Karima,” tuturnya.

Baca juga : Di Akhir Jabatan, Trump Sibuk Bagi-Bagi Jabatan

Johar mengatakan, dia bertemu Baloch pada Kamis di Universitas Toronto, tempat keduanya berkuliah. Mereka berbicara di telepon pada Jumat.

"Menurut saya ini bukan kecelakaan atau tindakan bunuh diri," kata Johar.

“Kami semua merasa terancam di sini. Bahkan setelah pembunuhan Sajid Hussain saya takut ketika saya menemukan diri saya berada di jalan yang gelap,” imbuhnya.

Amnesty International mengatakan bahwa kabar ini sangat mengejutkan dan pihak berwenang harus segera menyelidiki kasus tersebut dan menangkap para pelaku.

“Kematian aktivis Karima Baloch di Toronto, Kanada sangat mengejutkan dan harus segera diselidiki secara efektif. Para pelaku harus dibawa ke pengadilan tanpa jalan lain untuk hukuman mati,” ujarnya.

Sejak pindah ke Kanada, Baloch terus bersuara tentang pelanggaran hak asasi manusia di provinsi asalnya dan di seluruh Pakistan. Dia secara teratur berbicara di konferensi, berbicara kepada media dan menghadiri demonstrasi di Kanada.

“Dia telah menerima ancaman dari nomor Pakistan yang tak dikenal di WhatsApp setelah beberapa siswa Baloch diculik pada akhir 2017,” kata Johar.

“Ancaman itu juga menyebut saya. Dia diminta untuk kembali ke Pakistan dan diberitahu bahwa jika dia kembali, kasus-kasus terhadapnya akan dibatalkan dan siswa yang diculik itu akan dibebaskan. ” (The Guardian/OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik