Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Dugaan Praktik Suap di Gedung Putih AS Diselidiki

Atikah Ishmah Winahyu
02/12/2020 13:10
Dugaan Praktik Suap di Gedung Putih AS Diselidiki
Ilustrasi(dok.mi)

DEPARTEMEN Kehakiman Amerika Serikat tengah menyelidiki potensi kejahatan terkait penyaluran uang ke Gedung Putih dengan imbalan pengampunan presiden. Hakim Distrik AS pada Selasa (1/12) merilis perintah investigasi terhadap kasus yang disebutnya ‘suap untuk pengampunan’.

Sekitar setengah dari dokumen setebal 18 halaman tersebut ditutup-tutupi, dengan versi yang tersedia untuk umum memberikan sedikit rincian dari skema yang dituduhkan dan tidak menyebutkan nama orang-orang yang berpotensi terlibat.

Dokumen tersebut menyebutkan bahwa Jaksa Federal di Washington mengatakan mereka telah memperoleh bukti skema penyupan di mana seseorang akan menawarkan kontribusi politik yang substansial sebagai imbalan pengampunan presiden atau penangguhan hukuman.

Perintah itu juga mengatakan bahwa jaksa sedang menyelidiki skema lobi rahasia di mana dua individu tidak dikenal bertindak sebagai pelobi bagi pejabat senior Gedung Putih tanpa mematuhi persyaratan pendaftaran dalam Undang-undang Pengungkapan Lobi.

Seorang pejabat Departemen Kehakiman mengatakan tidak ada pejabat pemerintah yang sedang maupun telah menjadi target penyelidikan. Departemen Kehakiman harus meminta izin Howell untuk melihat email tertentu antara pengacara dan klien yang tidak diidentifikasi.

Howell mengabulkan permintaan tersebut padaAgustus, dengan mengatakan hak istimewa pengacara-klien tidak berlaku dalam hal itu.

Jaksa penuntut mengatakan mereka berencana untuk menghadapi tiga orang yang tidak disebutkan namanya dengan berkomunikasi dan menyelesaikan penyelidikan mereka.

Presiden memiliki kewenangan di bawah Konstitusi AS untuk mengampuni orang-orang yang dihukum karena kejahatan federal. Presiden Donald Trump pekan lalu mengampuni mantan penasihat keamanan nasionalnya Michael Flynn, yang telah dua kali mengaku bersalah karena berbohong kepada Biro Investigasi Federal selama penyelidikan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden 2016.

Pengungkapan pengadilan tersebut memicu berbagai spekulasi di Washington. Ketua Komite Intelijen Dewan Perwakilan Adam Schiff mengatakan bahwa masyarakat tidak boleh berasumsi karena ini mungkin melibatkan beberapa kepribadian yang telah sangat banyak diberitakan dan khawatir tentang tanggung jawab pidana mereka.

“Mungkin seseorang yang belum pernah kita dengar yang menginginkan pengampunan dan orang kaya dan karena itu memiliki posisi untuk memberikan kontribusi yang cukup besar. Jadi tidak harus salah satu pihak yang kita pikir mungkin menginginkan pengampunan seperti Manaforts, Giulianis dan lainnya. Bisa saja seseorang yang sama sekali berbeda tetapi, pada akhirnya, seseorang dalam lingkup itu harus cukup dekat dengan Gedung Putih di mana mereka dapat memenuhi tindakan pengampunan resmi jika suap itu dibayarkan,” tandasnya. (CNA/The Guardian/OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya