Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Sekjen PLO Saeb Erekat Meninggal karena Covid-19

Mediaindonesia.com
10/11/2020 19:13
Sekjen PLO Saeb Erekat Meninggal karena Covid-19
.(AFP/Abbas Momani)

SAEB Erekat, salah satu veteran paling terkemuka dari perjuangan Palestina, meninggal pada Selasa (10/11) karena komplikasi virus korona. Ia meninggal pada usia 65 tahun.

Setelah mendengar kabar duka itu, Presiden Palestina Mahmud Abbas menyebut Erekat sebagai saudara dan teman. "Ini kerugian besar bagi Palestina dan rakyat kami." Mesir turut memuji Erekat sebagai pejuang yang gigih. Disebutkan, ia menghabiskan hidup dengan memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina.

Erekat ialah arsitek lama negosiasi yang bercita-cita untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina yang tidak sempat dia lihat. Ia merupakan penerima transplantasi paru-paru yang menderita fibrosis paru. Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) itu dirawat di rumah sakit Hadassah Ein Kerem Israel di Yerusalem Barat pada 18 Oktober.

Mengingat kondisi pernapasan sebelumnya, prognosis kesembuhannya menjadi kabur. Dia menerima perawatan intensif setelah dirawat. Sayangnya, kondisinya tidak membaik dan tetap kritis. Dia meninggal di tengah beberapa kegagalan sistem.

Lahir di Yerusalem pada 1955, Erekat tinggal di kota alkitabiah Yerikho di Tepi Barat yang diduduki Israel. Seorang akademisi dan penulis dengan bahasa Inggris yang sempurna, Erekat tumbuh dalam bayang-bayang kemenangan besar Israel atas tetangga Arabnya dalam Perang Enam Hari pada 1967. Ia mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk mencari penyelesaian atas konflik tersebut.

Erekat menjadi bagian dari setiap tim yang bernegosiasi dengan Israel sejak 1991, kecuali dari delegasi yang diam-diam menuntaskan kesepakatan Oslo tahun 1993. Sayangnya dia menyaksikan dengan putus asa solusi dua negara yang telah lama dia kerjakan semakin dirusak oleh perluasan pemukiman Israel, kekerasan sporadis, upaya perdamaian yang terhenti, dan perpecahan Palestina.

Ketika Israel dan Uni Emirat Arab baru-baru ini setuju untuk menormalisasi hubungan, dia menuduh ini akan membunuh solusi dua negara, memperkuat ekstremis, dan merusak kemungkinan perdamaian.

Mantan Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni, yang mewakili negara Yahudi dalam pembicaraan damai dengan Palestina dan memiliki hubungan pribadi dengan Erekat, berkata negosiator Palestina itu mendedikasikan hidupnya untuk rakyatnya. "Mencapai kedamaian adalah takdirku, (Erekat) biasa berkata," tulis Livni di Twitter.

Anggota parlemen Arab-Israel, Ayman Odeh, yang mengepalai koalisi Daftar Gabungan terutama Arab, mengatakan, "Saeb tidak akan bisa melihat rakyatnya dibebaskan dari pendudukan. Tapi generasi Palestina akan mengingatnya sebagai salah satu raksasa yang mengabdikan hidupnya untuk kemerdekaan mereka."

Organisasi masyarakat sipil antipendudukan Israel, Peace Now, mengatakan akan mengingat dedikasi (Erekat) untuk perdamaian dan solusi dua negara. "Selama orang-orang seperti Erekat mengulurkan tangan untuk perdamaian, itu tugas kami untuk bernegosiasi," katanya dalam suatu pernyataan.

Erekat mengambil bagian dalam KTT Camp David yang gagal pada Juli 2000 dan pembicaraan September 2010 di Washington yang berhenti secara berturut-turut mengenai pembangunan permukiman Israel. Dia juga kepala negosiator pada 2014 ketika presiden AS Barack Obama mencoba memulai kembali upaya perdamaian.

Ia pernah menjadi jurnalis pada harian independen Al-Quds di Yerusalem timur. gelar pendidikan yang diraih yaitu BA dan MA dalam ilmu politik dari Universitas San Francisco.

Dia juga memegang gelar doktor dalam studi perdamaian dari Universitas Bradford di Inggris. Ia pun mengajar di Universitas An-Najah di kota Nablus, Tepi Barat dari 1979 hingga 1991. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya