Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Iran Sindir Pemilihan Umum dan Demokrasi Amerika Serikat

Wisnu Arto Subari
05/11/2020 20:20
Iran Sindir Pemilihan Umum dan Demokrasi Amerika Serikat
.(AFP/HO)

PEMIMPIN tertinggi Iran menyampaikan sindiran setelah hari pemilihan umum di Amerika Serikat. Katanya, pemungutan suara telah mengungkap realitas demokrasi AS.

Lebih dari 24 jam setelah tempat pemungutan suara terakhir ditutup di negara bagian Alaska, AS, hasil pertempuran untuk Gedung Putih masih belum diputuskan. Presiden AS Donald Trump telah menyebabkan keresahan bahkan di antara para pemimpin Partai Republiknya sendiri dengan tuduhan ada kecurangan dalam pemilu.

Tim kampanye penantang, Demokrat, Joe Biden menuduh petahana berusaha untuk menolak hak elektoral dari puluhan ribu pemilih pos. "Benar-benar tontonan!" pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dalam tweet-nya, Rabu (4/11) malam.

"Ada yang bilang ini pemilu paling curang dalam sejarah AS. Siapa bilang begitu? Presiden yang saat ini sedang menjabat. Saingannya mengatakan Trump bermaksud mencurangi pemilihan! Beginilah #USElections & demokrasi AS," kata Khamenei.

Polarisasi politik AS yang semakin dalam sejak kemenangan mengejutkan dalam pemilu Trump empat tahun lalu telah menimbulkan ekspresi keprihatinan. Jerman sebagai sekutu Barat memperingatkan situasi yang sangat eksplosif setelah pemungutan suara.

Sebelumnya, AS menuduh Teheran berusaha menggunakan media sosial untuk memengaruhi pemilih menjelang hari pemungutan suara. Tapi, kepemimpinan Iran secara terbuka berkeras bahwa mereka tidak mendukung kandidat, meskipun kebijakannya sangat berbeda terhadap Teheran.

Trump telah memimpin kampanye tekanan maksimum terhadap republik Islam itu. Ini ditunjukkan dengan menarik diri dari kesepakatan multilateral mengenai program nuklir Iran dan menerapkan kembali sanksi sepihak yang melumpuhkan.

Biden telah mengisyaratkan dia siap untuk bergabung kembali dengan perjanjian nuklir Iran yang dicapai pada 2015. Ketika itu, dia menjabat sebagai wakil presiden di bawah pendahulu Trump, Barack Obama.

Namun pada Selasa (3/11) Khamenei menegaskan hasil pemilu tidak akan berdampak pada kebijakan Iran. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya