Israel Hancurkan Rumah Hampir 80 Warga Palestina di Tepi Barat

Wisnu Arto Subari
04/11/2020 20:15
Israel Hancurkan Rumah Hampir 80 Warga Palestina di Tepi Barat
.(AFP/Jaafar Ashtiyeh)

TENTARA Israel menghancurkan rumah milik hampir 80 orang Badui Palestina, Rabu (4/11), di Tepi Barat yang diduduki. Ini merupakan operasi langka yang menargetkan seluruh komunitas sekaligus.

Menurut seorang fotografer AFP di tempat kejadian, buldoser Israel meratakan desa, termasuk tenda, gudang, toilet portabel, dan panel surya, dekat Tubas di Lembah Yordan, Selasa (3/11) malam. Akibatnya, puluhan orang kehilangan tempat tinggal.

Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh menuduh pasukan Israel telah menghancurkan sepenuhnya desa Homsa al-Baqia. Ini menyebabkan sekitar 80 orang kehilangan tempat tinggal.

Cabang tentara Israel yang bertanggung jawab atas urusan sipil di Tepi Barat, Cogat, mengatakan telah menghancurkan struktur yang dibangun secara ilegal di zona tembak (area pelatihan militer) di Lembah Yordan. Daerah ini berada di Area C Tepi Barat yang sepenuhnya dikendalikan oleh tentara Israel setelah mendudukinya sejak 1967.

Di bawah aturan Israel, warga Palestina tidak dapat mendirikan bangunan di daerah tersebut tanpa izin. Ini karena biasanya permintaan izin akan ditolak. Karenanya, pembongkaran menjadi pemandangan umum.

Warga yang kehilangan tempat tinggal akibat operasi tersebut, Abdelghani Awada, menyebutkan orang-orang Israel tiba dengan kendaraan dan buldoser. "Mereka memberi waktu 10 menit untuk kami mengevakuasi rumah," ujarnya.

"Kemudian mereka mulai membuldoser," katanya. Dia menekankan bahwa keluarganya telah tinggal di daerah itu selama beberapa generasi dan menuduh Israel berusaha mengosongkan Lembah Yordan dari penduduk Palestina.

Menurut organisasi nonpemerintah antipendudukan Israel, B'Tselem, operasi larut malam di Homsa al-Baqia tergolong tidak biasa. Ini karena banyak rumah menjadi sasaran pada saat yang sama.

"Penghapusan seluruh komunitas sekaligus sangat jarang. Sepertinya Israel memanfaatkan fakta bahwa perhatian semua orang saat ini diarahkan ke tempat lain untuk bergerak maju dengan tindakan tidak manusiawi ini," kata B'Tselem dalam pernyataan yang dikirim ke AFP. Ia mengacu fakta itu pada pemilihan presiden AS.

Dalam pernyataan terpisah, B'Tselem mengatakan bahwa sementara dunia berurusan dengan krisis virus korona, Israel telah mencurahkan waktu dan upaya untuk melecehkan warga Palestina, alih-alih membantu penduduk yang hidup di bawah kendalinya.

B'Tselem, yang melacak data pembongkaran, mengatakan bahwa 798 warga Palestina di Tepi Barat telah kehilangan tempat tinggal akibat pembongkaran Israel sepanjang tahun ini. Itu sudah merupakan penghitungan tahunan tertinggi sejak 2016 saat organisasi mulai mengumpulkan data tersebut. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya