Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

WHO Kembali Peringatkan Soal Nasionalisme Vaksin Covid-19

Faustinus Nua
26/10/2020 10:36
WHO Kembali Peringatkan Soal Nasionalisme Vaksin Covid-19
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus(AFP/Christopher Black / World Health Organization)

DIREKTUR Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Minggu (25/10), menyerukan solidaritas global dalam peluncuran vaksin covid-19 di masa depan karena jumlah kasus melonjak di seluruh dunia.

Dalam pidato video pada pembukaan KTT Kesehatan Dunia di Berlin, Tedros mengatakan satu-satunya cara untuk pulih dari pandemi adalah bersama dan dengan memastikan negara-negara miskin memiliki akses yang adil ke vaksin.

"Wajar jika negara ingin melindungi warganya sendiri terlebih dahulu. Tetapi, jika dan ketika kami memiliki vaksin yang efektif, kami juga harus menggunakannya secara efektif. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan memvaksinasi beberapa orang di semua negara daripada semua orang di beberapa negara," katanya.

Baca juga: Angka Kasus Harian Covid-19 Prancis Tembus 50 Ribu

"Biar saya perjelas: nasionalisme vaksin akan memperpanjang pandemi, bukan memperpendeknya," tegas Tedros.

Ilmuwan di seluruh dunia berlomba mengembangkan vaksin melawan covid-19 yang telah menewaskan lebih dari 1,1 juta orang.

Beberapa lusin kandidat vaksin saat ini sedang diuji dalam uji klinis. Sepuluh di antaranya berada dalam tahap fase 3, fase paling maju yang melibatkan puluhan ribu sukarelawan.

Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan banyak negara lain telah memesan dalam jumlah besar dengan perusahaan yang terlibat dalam pengembangan vaksin yang paling menjanjikan. Tetapi, kekhawatiran berkembang bahwa negara-negara dengan dompet yang lebih tipis akan tertinggal jauh di belakang.

WHO telah meluncurkan skema internasional yang dikenal sebagai Covax untuk membantu memastikan akses yang adil ke negara. Organisasi itu telah berjuang untuk mengumpulkan dana yang dibutuhkan.

Pada Minggu (25/10) juga, WHO melaporkan rekor infeksi baru di hari ketiga berturut-turut di seluruh dunia. Badan PBB itu menyerukan negara-negara untuk mengambil tindakan lebih lanjut untuk mengekang penyebaran penyakit.

Angka badan tersebut menunjukkan bahwa 465.319 kasus dideklarasikan untuk Sabtu (24/10) saja, setengahnya di Eropa.

"Ini adalah momen berbahaya bagi banyak negara di belahan bumi utara karena kasus melonjak," kata Tedros.

Namun, dia menambahkan orang tidak berdaya melawan virus. Untuk itu dia menekankan pentingnya menjaga jarak sosial, mencuci tangan, dan bertemu di luar ruangan, bukan di dalam.

"Berulang kali kami telah melihat bahwa mengambil tindakan yang tepat dengan cepat berarti wabah dapat dikelola," imbuhnya.

Berbicara pada KTT yang sama, yang diadakan secara daring tahun ini, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dalam pesan videonya, menyebut pandemi sebagai krisis terbesar di zaman kita.

"Kami membutuhkan solidaritas global di setiap langkah," katanya, menggemakan seruan bagi negara-negara maju untuk mendukung mereka yang memiliki sumber daya lebih sedikit.

"Sebuah vaksin harus menjadi barang publik global," kata Guterres. "Vaksin, tes, dan terapi lebih dari sekadar penyelamat hidup. Mereka adalah penyelamat ekonomi dan penyelamat masyarakat." (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya