Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Pertempuran di Nagorno-Karabakh Renggut Puluhan Jiwa

Nur Aivanni
30/9/2020 14:25
Pertempuran di Nagorno-Karabakh Renggut Puluhan Jiwa
Pertempuran di wilayah Nagorno-Karabakh antara Azerbaijan-Armenia, Selasa (29/9) renggut puluhan korban jiwa.(AFP)

SEDIKITNYA 26 prajurit lainnya telah tewas dalam bentrokan dengan pasukan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh, menurut Kementerian Pertahanannya, menjadikan korban tewas militer mereka menjadi 84 orang dalam pertempuran sengit tersebut.

Dikutip dari Al Jazeera, jumlah total warga sipil yang tewas telah meningkat menjadi 11 orang, yakni sembilan di Azerbaijan dan dua di Armenia, sehingga total korban tewas menjadi 95 orang.

Bentrokan sengit berlanjut sepanjang hari pada Senin, kata para pejabat di Baku dan Yerevan. Pada Senin malam, kata juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia Artsrun Hovhannisyan, pasukan Azerbaijan melancarkan serangan besar-besaran di sektor selatan dan timur laut garis depan Karabakh.

"26 prajurit dari Tentara Pertahanan Karabakh tewas," kata Kementerian Pertahanan Karabakh dalam sebuah pernyataan Senin malam.

Menyikapi konflik tersebut, para pemimpin dunia telah meminta kedua pihak untuk menghentikan pertempuran.

Armenia dan Azerbaijan telah terlibat dalam sengketa wilayah sejak 1990-an ketika Karabakh, daerah kantong etnis Armenia di Azerbaijan, mendeklarasikan kemerdekaan setelah perang yang menewaskan sekitar 30.000 orang.

Kemerdekaan Nagorno-Karabakh tidak diakui oleh negara mana pun, dan dianggap sebagai bagian dari Azerbaijan oleh komunitas internasional.

Sementara itu, Azerbaijan belum merilis informasi tentang korban militer sejak pertempuran terakhir meletus.

Pertempuran antara Azerbaijan dan Armenia dapat mengguncang kawasan yang lebih luas dan melibatkan negara-negara termasuk Rusia dan Turki.

Rusia, yang memiliki aliansi militer dengan Armenia, menjual senjata canggih senilai miliaran dolar ke Baku dan Yerevan. Armenia menuduh Turki, yang mendukung Azerbaijan, ikut campur dalam konflik tersebut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Armenia Anna Naghdalyan mengatakan para ahli militer Turki bertempur bersama Azerbaijan, dan Turki telah menyediakan pesawat tak berawak dan pesawat tempur.

Azerbaijan pun membantah tuduhan itu, sementara Turki telah menyerukan diakhirinya pertempuran tersebut.

Pembicaraan untuk menyelesaikan salah satu konflik terburuk yang muncul dari runtuhnya Uni Soviet tahun 1991 sebagian besar terhenti pada tahun 1994 ketika gencatan senjata disepakati.

Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat telah menengahi upaya perdamaian di bawah payung Minsk Group, tetapi dorongan besar terakhir untuk kesepakatan damai gagal pada 2010.

Rusia menyerukan gencatan senjata segera dan Turki mengatakan pihaknya akan mendukung Azerbaijan.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah meminta agar Armenia segera keluar dari tanah Azerbaijan dan mengatakan sudah waktunya untuk mengakhiri krisis Nagorno-Karabakh. (Al Jazeera/OL-13)

Baca Juga: Pertempuran Azerbaijan-Armenia Berlangsung Sengit di Hari Kedua



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya