Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Singapura Optimistis Tetap Jadi Pusat Penerbangan Dunia

Faustinus Nua
30/7/2020 16:25
Singapura Optimistis Tetap Jadi Pusat Penerbangan Dunia
Ilustrasi: Maskapai milik Pemerintah Singapura(AFP/Roslan Rahman)

MENTERI Transportasi Singapura Ong Ye Kung memastikan negaranya tetap akan menjadi pusat penerbangan dunia, bahkan ketika pandemi covid-19 berakhir. Meski situasi saat ini menjadi sangat sulit bagi industri penerbangan, pemerintah Singapura akan tetap memprioritaskan sektor ekonomi andalannya itu.

"Saya pikir dalam beberapa minggu mendatang dan bulan-bulan mendatang, prioritas utama kami adalah langkah apa yang dapat kami ambil untuk menghidupkan kembali penerbangan kami. MFA (Kementerian Luar Negeri), MOT (Kementerian Transportasi) dan berbagai kementerian bekerja sama," ungkap Ong Ye Kung setelah menghadiri peresmian proyek Link Rapid Transit System (RTS), Kamis (30/7).

Dikutip CNA, menteri yang baru dilantik itu akan berupaya menegosiasi jalur hijau dengan sejumlah negara. Dengan memprioritaskan sektor tersebut, Singapura yakin mampu memulihkan dunia penerbangannya yang tengah hancur akibat pandemi.

"Jangan anggap remeh. Ketika covid-19 selesai, kami akan tetap sebagai hub penerbangan. Orang lain akan berlomba untuk itu. Itu bukan sesuatu yang kita terima begitu saja. Itu adalah sesuatu yang kami perjuangkan dan kami amankan," tegasnya.

Baca juga:  PM Singapura Umumkan Reshuffle Kabinet di Tengah Pandemi

Meski berupaya memperbaiki sektor tersebut, Ong tetap menekankan pada kepatuhan terhadap protokol kesejatan. Upaya pemerintah tetap diimbangi dengan keseriusan melawan penyebaran virus korona.

"Sekarang covid-19 telah memusnahkan dan menghancurkan sektor ini. Sekali lagi, kita harus mampu melawan, mengamankan dan menghidupkan kembali sektor penerbangan kita sambil tetap menjaga tingkat transmisi (covid-19) tetap rendah dan menjaga kesehatan warga Singapura," imbuhnya.

Ong berharap, sejumlah negara yang akan diajak kerja sama mau menerima dibukanya jalur hijau. Sehingga, perlahan mereka bisa menghidupkan kembali industri tersebut.

"Jadi saya pikir ke depan, semoga lebih banyak negara dapat melakukannya. Anda dapat menegosiasikan lebih banyak jalur hijau pergi-pulang. Tetapi jika Anda dapat melakukan lebih banyak (dan) melampaui, Anda harus benar-benar mempertimbangkan itu," tukasnya.

Dia mencatat bahwa tingkat pengangguran keseluruhan Singapura pada kuartal kedua telah naik ke level tertinggi dalam beberapa dekade terakhir. Sementara untuk mengembalikan pekerjaan, Singapura harus mempertahankan statusnya sebagai pusat laut dan udara.(CNA/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya