Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Uji Coba Pada Manusia, Thailand Pastikan Vaksin Tersedia 2021

Haufan Hasyim Salengke
14/7/2020 15:28
Uji Coba Pada Manusia, Thailand Pastikan Vaksin Tersedia 2021
Seorang penjaga keamanan pusat perbelanjaan mengukur suhu pengunjung pencegahan terhadap penyebaran covid-19 di Bangkok, Thailand.(AFP/MLADEN ANTONOV)

VAKSIN virus korona baru (covid-19) sedang dikembangkan oleh tim peneliti Thailand bekerja sama dengan University of Pennsylvania diperkirakan akan memasuki produksi massal pada akhir kuartal ketiga tahun depan.

Menurut tim peneliti, primata nonmanusia yang menerima dosis kedua vaksin mengalami tingkat tinggi antibodi covid-19. 

Mereka menyebutnya sebagai tanda yang menggembirakan mengingat uji coba pada manusia yang dijadwalkan di Oktober.

Tim peneliti--yang dipimpin oleh Kiat Ruxrungtham dari Pusat Penelitian Vaksin Chula--mencatat kemajuan dalam pekerjaan mereka. 

Tim telah menguji Cu-Cov19, vaksin mRNA, pada 13 kera di Pusat Penelitian Primata Nasional Universitas Chulalongkorn di Saraburi.

Thailand memulai tahap klinis vaksin covid-19-nya sendiri setelah monyet dan tikus menghasilkan antibodi yang memuaskan terhadap virus setelah disuntik, menurut para ilmuwan dalam penelitian ini.

“Kami berharap vaksin ini dapat menghasilkan antibodi penetral pada manusia yang terlihat pada monyet dan tikus,” kata Kiat dalam sebuah pengarahan pada Minggu lalu di Bangkok. 

Jika uji coba berhasil, Thailand dapat memiliki vaksin sendiri pada paruh kedua 2021.

Baca juga: Beijing: Penelusuran Asal Virus Covid Harus Lampaui Banyak Negara

BioNet Asia, mitra pusat, diperkirakan akan memproduksi jutaan dosis pada akhir tahun depan, kata Kiat.

Chutitorn Ketloy, anggota tim peneliti, mengatakan kera yang divaksinasi antara Mei dan Juni telah mengembangkan kekebalan terhadap covid-19, dengan tingkat antibodi mencapai 5.120 setelah menerima dosis kedua.

Sementara tikus yang disuntik dengan vaksin itu tercatat memiliki tingkat antibodi hingga 40.960, menunjukkan efek vaksin menurun ketika ukuran subjek uji meningkat, tambah peneliti.

"Ini adalah hasil yang signifikan, karena kita sekarang mengerti respons antibodi akan turun 5-10 kali ketika vaksin diberikan pada manusia," kata Kiat.

"Tetapi bahkan dengan penurunan seperti itu, kekebalan terhadap penyakit virus korona dapat dicapai selama tingkat respons antibodi di atas 1.000, yang merupakan tingkat yang kami harapkan untuk terjadi dalam uji coba (manusia)." (Bangkok Post/A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya