Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO), pada Senin (8/6), mengatakan bahwa pasien virus korona tanpa gejala tidak mendorong penyebaran virus.
Beberapa orang, terutama yang muda dan sehat, yang terinfeksi oleh virus korona tidak pernah mengalami gejala atau hanya mengalami gejala ringan.
Sementara, yang lainnya mungkin tidak mengalami gejala sampai beberapa hari setelah mereka benar-benar terinfeksi.
Bukti awal dari wabah paling awal menunjukkan bahwa virus bisa menyebar dari kontak orang ke orang, bahkan jika pembawa tidak memiliki gejala.
Akan tetapi, pejabat WHO sekarang mengatakan bahwa sementara penyebaran dari orang tanpa gejala bisa terjadi, itu bukan cara utama penyebarannya.
"Dari data yang kami miliki, tampaknya masih jarang bahwa orang tanpa gejala benar-benar menularkan ke individu kedua. Itu sangat jarang," kata Maria Van Kerkhove, Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis WHO, seperti dikutip dari CNBC, Senin (8/6).
Maka itu, kata dia, pemerintah harus fokus mendeteksi dan mengisolasi orang yang terinfeksi dengan gejala dan melacak siapa saja yang melakukan kontak dengan mereka.
Dia mengakui bahwa beberapa penelitian menunjukkan penyebaran orang tanpa gejala di panti jompo dan di rumah tangga.
Baca juga: Riset Ungkap Cara Swiss, Jerman, Israel Aman Hadapi Covid-19
Menurut Van Kerkhove, dibutuhkan lebih banyak penelitian dan data untuk benar-benar menjawab pertanyaan apakah virus korona bisa menyebar secara luas melalui pembawa tanpa gejala.
"Kami memiliki sejumlah laporan dari negara-negara yang melakukan pelacakan kontak yang sangat rinci," katanya. "Mereka mengikuti kasus tanpa gejala. Mereka mengikuti kontak. Dan mereka tidak menemukan transmisi sekunder. Sangat jarang," ujarnya.
Jika penyebaran orang tanpa gejala terbukti tidak menjadi pendorong utama penularan virus korona, implikasi kebijakannya bisa luar biasa. Sebuah laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS yang diterbitkan pada 1 April menyebutkan bahwa potensi penularan dari orang tanpa gejala sebagai alasan pentingnya untuk menjaga jarak sosial.
"Temuan ini juga menunjukkan bahwa untuk mengendalikan pandemi, mungkin tidak cukup hanya orang dengan gejala untuk membatasi kontak mereka dengan orang lain karena orang tanpa gejala bisa menularkan infeksi," kata studi CDC tersebut.
"Yang benar-benar ingin kami fokuskan adalah mengikuti kasus dengan gejala. Jika kita benar-benar mengikuti semua kasus dengan gejala, mengisolasi kasus-kasus itu, mengikuti kontak dan mengkarantina kontak tersebut, kita akan secara drastis mengurangi wabah itu," tutur Van Kerkhove. (CNBC/A-2)
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Masyarakat harus selalu waspada serta selalu menjaga pola hidup sehat bersih (PHBS).
KETERBATASAN fasilitas kesehatan (faskes) di Tiongkok memaksa pemerintah mengubah kebijakan.
Apalagi, tambah Rerie, ada tenaga kesehatan yang terpapar covid-19 tetapi tidak bergejala. Bila tidak konsisten dilakukan testing berpotensi menulari pasien yang sedang berobat.
Pasalnya, lanjut Menkes, puncak gelombang Omikron di Indonesia yang diperkirakan terjadi di akhir Februari 2022 akan lebih besar dua sampai tiga kali daripada puncak gelombang varian Delta.
AS mengurangi separuh waktu isolasi yang direkomendasikan untuk orang dengan infeksi covid-19 tanpa gejala dari 10 menjadi hanya lima hari.
Sejak dioperasikan sebagai tempat isolasi pada 21 September, jumlah pasien covid-19 yang terdaftar di Rusun Pasar Rumput mencapai 4.563 orang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved