Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Virus Korona, Tiongkok Tuding AS Sebarkan Kepanikan dan Ketakutan

Haufan Hasyim Salengke
03/2/2020 19:06
Virus Korona, Tiongkok Tuding AS Sebarkan Kepanikan dan Ketakutan
Suasana di terminal internasional LAX Tom Bradley, Amerika Serikat( David McNew/Getty Images/AFP)

PEMERINTAH Tiongkok menuduh Amerika Serikat (AS) menyebabkan ‘kepanikan’ dan menyebarkan ketakutan dalam tanggapannya terhadap wabah virus korona yang misterius dan mematikan.

AS termasuk yang paling cepat menyatakan darurat kesehatan masyarakat dan menolak masuk untuk warga negara asing yang telah mengunjungi Tiongkok dalam dua pekan terakhir.

Ada lebih dari 17.000 kasus dikonfirmasi terinfeksi virus Wuhan di Tiongkok. Sekitar 361 orang tewas di wilayah daratan saja.

Sementara di luar Tiongkok, ada lebih dari 150 kasus virus yang dikonfirmasi--dan satu kematian, di Filipina.

“AS telah mengambil tindakan yang menciptakan dan menyebarkan ketakutan setelah wabah virus korona di Tiongkok, alih-alih menawarkan bantuan signifikan,” kata Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Senin (3/2).

“AS adalah negara pertama yang menyarankan pemulangan sebagian staf kedutaannya, dan yang pertama memberlakukan larangan pada wisatawan Tiongkok,” kata juru bicara kementerian, Hua Chunying.

"Semua yang telah dilakukan itu hanya menciptakan dan menyebarkan ketakutan, yang merupakan contoh buruk," kata Hua dalam konferensi pers daring. Ia menambahkan Tiongkok berharap negara-negara akan membuat penilaian dan tanggapan yang masuk akal, tenang, dan berdasarkan ilmu pengetahuan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 30 Januari menetapkan wabah virus korona Wuhan sebagai keadaan darurat global. Pada hari yang sama, Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan imbauan perjalanan atau travel advisory untuk Tiongkok.

"Justru negara-negara maju seperti Amerika Serikat dengan kapabilitas dan fasilitas pencegahan epidemi yang kuat yang telah memimpin dalam memaksakan pembatasan berlebihan yang bertentangan dengan rekomendasi WHO," tandas Hua. (BBC/CNA/OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya