Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

PBB: Ratusan Juta Orang Tidak Punya Pekerjaan Layak

Pengirim: Haufan Hasyim Salengke
21/1/2020 16:12
PBB: Ratusan Juta Orang Tidak Punya Pekerjaan Layak
Data pengangguran global sepanjang 1991-2021 yang dirilis Organisasi Perburuhan Internasional (ILO).(AFP)

PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan lebih dari 470 juta orang menganggur dan tidak memiliki pekerjaan layak. Badan dunia memperingatkan kurangnya akses pekerjaan layak, berkontribusi terhadap kerusuhan sosial.

Organisasi Perburuhan Internasional PBB (ILO) menyebut tingkat pengangguran global relatif stabil selama beberapa dekade terakhir. Adapun angka pengangguran keseluruhan cenderung naik, akibat pelambatan ekonomi. Kondisi itu mengurangi jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia untuk pertumbuhan populasi.

Tahun ini, jumlah pengangguran diperkirakan meningkat menjadi 190,5 juta, naik dari catatan 2019 sebesar 188 juta. Data itu teruang dalam laporan tahunan World Employment and Social Outlook yang dirilis ILO.

Baca juga: Perang Dagang Bisa Memicu Naiknya Pengangguran di AS

Lebih lanjut, badan PBB itu menekankan sekitar 285 juta orang di dunia berstatus menganggur. Artinya, mereka memiliki peluang kerja lebih kecil. Kemungkinan mereka menyerah mencari pekerjaan, atau sebaliknya tidak memiliki akses ke pasar tenaga kerja.

"Bagi jutaan orang yang bekerja, semakin sulit saya berpikir untuk membangun kehidupan yang lebih baik melalui pekerjaan," kata kepala ILO, Guy Ryder, kepada wartawan di Jenewa.

"Saya pikir ini adalah temuan yang sangat mengkhawatirkan," pungkasnya. Dia menambahkan kurangnya akses pekerjaan layak memicu gerakan protes dan keresahan di seluruh dunia.

"Kondisi pasar tenaga kerja berkontribusi terhadap erosi kohesi sosial di tengah masyarakat," jelasnya, merujuk demonstrasi massa di sejumlah wilayah, seperti Libanon dan Chili.

Menurut indeks kerusuhan sosial ILO, yang mengukur frekuensi demonstrasi dan pemogokan, terdapat peningkatan baik di tingkat global maupun di tujuh dari 11 subwilayah periode 2009-2019.(AFP/OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya