Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Pascapenembakan, AS Usir 21 Kadet Asal Arab Saudi

Willy Haryono
14/1/2020 11:45
Pascapenembakan, AS Usir 21 Kadet Asal Arab Saudi
Jaksa Agung AS William Barr(AFP/ANDREW CABALLERO-REYNOLDS)

AMERIKA Serikat (AS) mengusir 21 kadet militer Arab Saudi setelah salah satu rekan mereka melakukan penembakan massal di sebuah pangkalan udara AS bulan lalu.

Mereka dipulangkan meski tidak terbukti mendukung pelaku penembakan, seorang letnan berusia 21 tahun dari Angkatan Udara Saudi.

Namun, Jaksa Agung AS William Barr mengatakan 21 kadet itu ternyata memiliki beberapa material ekstremis dan juga sejumlah foto tidak senonoh anak-anak.

Penembakan massal di pangkalan Navai Air Station Pensacola pada 6 Desember tahun lalu menewaskan tiga pelaut AS dan melukai delapan lainnya. Program pelatihan bagi kadet militer Saudi di AS pun dihentukan usai penembakan.

Baca juga: Iran Sepakat Kurangi Ketegangan dengan AS

Barr menyebut adanya laporan yang mengatakan beberapa kadet Saudi merekam penembakan di Pensacola tidak benar. Barr menegaskan pelaku berada di lokasi penembakan seorang diri.

Dalam sebuah konferensi pers di Washington, Senin (13/1), Barr melabeli penembakan di Pensacola sebagai aksi terorisme.

Ia mengaku telah meminta perusahaan Apple membuka dua telepon genggam iPhone milik pelaku.

Pelaku, yang telah ditembak mati polisi berusaha merusak salah satu iPhone dengan menembakkan peluru. Namun, Barr mengatakan Biro Investigasi Federal (FBI) berhasil memperbaikinya.

"Sejauh ini, Apple belum memberikan bantuan secara substantif," kata Barr, dikutip dari BBC, Selasa (14/1).

Menurut laporan New York Times, Apple telah memberikan data iCloud pelaku penembakan kepada FBI namun menolak membuka iPhone. Apple menyebut, membuka iPhone akan merusak perangkat lunak enkripsi mereka.

Apple dan FBI sebelumnya pernah berseteru mengenai iPhone milik pelaku teror.

Pada 2016, perseteruan berakhir usai FBI menemukan cara untuk membuka sebuah iPhone milik pelaku penembakan massal tanpa bantuan Apple. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya