Turki Mulai Deportasi Petempur Asing IS

Haufan Hasyim Salengke
12/11/2019 11:48
Turki Mulai Deportasi Petempur Asing IS
Seorang pria yang disebut berkewarganegaraan AS terjebak di tanah tidak bertuan setelah diusir Turki dan ditolak oleh Yunani.(AFP/DHA)

TURKI mendeportasi tiga petempur asing kelompok teroris Islamic State (IS), Senin (11/11), dengan lebih dari 20 orang Eropa termasuk Prancis dan Jerman dalam proses diusir ke negara asal mereka.

Turki telah mengkritik negara-negara Barat karena menolak memulangkan warga mereka yang pergi untuk bergabung dengan kelompok IS di Suriah dan Irak.

Kementerian Dalam Negeri Turki mengatakan mereka mendeportasi seorang warga Amerika Serikat (AS) dan Denmark, Senin (11/11), sementara Jerman mengonfirmasi bahwa salah satu warganya juga telah diusir.

Namun, ada kebingungan mengenai nasib warga AS, dengan Yunani mengatakan Turki telah berusaha mendeportasinya di perbatasan tanah bersama mereka.

Polisi Yunani mengatakan mereka menolak pria itu dan mengirimnya kembali ke Turki. Gambar menunjukkan dia untuk sementara terjebak di antara dua perbatasan, Senin (11/11) pagi.

Baca juga: AS Desak Irak Percepat Gelar Pemilu

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan pemerintah AS mengetahui laporan penahanan warga negara AS oleh pemerintah Turki tetapi tidak dapat berkomentar lebih lanjut karena aturan privasi.

Turki mengatakan tujuh lagi warga Jerman akan dideportasi pada Kamis (14/11), sementara 11 warga Prancis, dua Irlandia, dan setidaknya dua Jerman juga sedang diproses.

Pihak berwenang Denmark mengatakan warga mereka ditangkap saat tiba di Kopenhagen Senin (11/11), menambahkan ia sebelumnya telah dijatuhi hukuman empat tahun penjara di Turki.

Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu, pekan lalu, mengatakan Turki memiliki hampir 1.200 anggota IS asing dalam tahanan dan telah menangkap 287 selama operasinya baru-baru ini di Suriah utara.

Tidak jelas apakah mereka yang dideportasi ditangkap di Suriah atau Turki.

"Tidak perlu mencoba melarikan diri, kami akan mengirim mereka kembali kepada Anda. Silahkan berurusan dengan mereka sesuka hati Anda," kata Soylu pada Jumat lalu.

Turki baru-baru ini meningkatkan tekanan pada Eropa untuk mengambil tanggung jawab atas masalah tersebut.

"Turki bukan hotel untuk anggota Daesh (IS)," kata Soylu pekan lalu.

Kembalinya petempur asing IS mengikuti serangan Turki bulan lalu di Suriah utara terhadap militan Kurdi yang menahan ribuan pejuang IS dan keluarga mereka.

Turki mengatakan akan mengambil alih kendali para jihadis yang ditangkap di daerah-daerah yang direbutnya dari kelompok-kelompok Kurdi, tetapi menuntut bantuan yang lebih besar dari Eropa. (AFP/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
  • Danau Salda Mirip Kawah di Mars

    04/3/2020 20:38

    Danau Salda, Turki, memiliki kemiripan paling dekat dengan Mars, terutama dari sisi karakteristik geologis.

  • Temuan Baru Ubah Sejarah Kota Pergamond

    04/3/2020 20:38

    Penemuan artefak di Kota Bawah dari periode Romawi itu mengungkapkan bahwa peradaban telah didirikan di wilayah tersebut jauh lebih awal daripada yang diketahui selama ini.

  • Kerangka Berusia 8.500 Tahun Ditemukan

    04/3/2020 20:38

    Situs yang mungkin merupakan salah satu tempat pertama permukiman manusia di Anatolia barat itu pertama kali ditemukan setelah seorang penduduk melaporkan penemuan beberapa pecahan keramik

  • Palet Cat Berusia 5.000 Tahun

    04/3/2020 20:38

    Ini ialah salah satu permukiman di jalur perdagangan yang membentang dari Suriah utara ke Balkan dari tahun 2400-an hingga 2300 SM

  • Topeng Dionysus Terkubur di Turki

    04/3/2020 20:38

    Dionysus dikatakan telah menyembunyikan identitas dan kekuatan sesungguhnya. Daskyleion terletak di tepi Danau Manyas di Distrik Bandirma, Balikesir.

  • Arkeolog Teliti Kota Kuno di Turki

    04/3/2020 20:38

    Hadrianopolis ialah rumah bagi permukiman yang besar. Di dalamnya juga ditemukan benteng, vila, dan beberapa tempat pemujaan lainnya.