Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Hujan Lebat, Jepang Evakuasi 1,09 Juta Warga

Mediaindonesia
04/7/2019 05:40
 Hujan Lebat, Jepang Evakuasi 1,09 Juta Warga
Penduduk berteduh di pusat evakuasi di Aira, prefektur Kagoshima di pulau Kyushu selatan pada 3 Juli 2019.((Photo by JIJI PRESS / JIJI PRESS / AFP))

LEBIH dari 1,09 juta penduduk di dua prefektur di Kyushu, termasuk seluruh populasi tiga kota di Prefektur Kagoshima, diperintahkan untuk dievakuasi pada pukul 18.00, kemarin, waktu setempat, saat hujan deras yang terus berlanjut meningkatkan risiko banjir dan tanah longsor.

Pulau Kyushu di Jepang, dihuni 13,3 juta penduduk, diperkirakan akan dihantam lebih dari 350 milimeter (13,7 inci) hujan Kamis. Itu lebih dari curah hujan rata-rata di pulau itu sebesar 319 milimeter (12,5 inci) untuk seluruh bulan Juli.

Sebagian Prefektur Kagoshima, di Kyushu, dapat melihat lebih dari 80 milimeter (3,1 inci) curah hujan per jam. Badan Meteorologi Jepang mengatakan sejumlah tempat di dalam prefektur itu, yang berpenduduk 1,6 juta orang berisiko mengalami tanah longsor dan banjir.

Gubernur Kagoshima Satoshi Mitazono mengatakan kepada wartawan, Rabu, bahwa prefektur itu telah memutuskan meminta Pasukan Bela Diri untuk ditugaskan membantu pemulihan bencana, dengan mengatakan bahwa ada risiko yang sangat tinggi dari bencana skala besar.

Yamato Transport Co mengatakan kemarin bahwa perusahaan telah berhenti menerima pesanan untuk pengiriman dan pengumpulan bagasi di Kota Kagoshima, Kirishima, dan Aira. Sagawa Express Co. menghentikan pengiriman dan pengambilan bagasi di beberapa bagian Kota Kagoshima dan Ebino.

Curah hujan di beberapa bagian Kyushu selatan telah mencapai 1.000 milimeter sejak Jumat. Di beberapa bagian Prefektur Kagoshima, jumlahnya mencapai antara 500 hingga 600 milimeter dalam tiga hari terakhir.

"Tolong ambil tindakan untuk melindungi hidup Anda," kata PM Shinzo Abe, memanggil penduduk di daerah yang terkena dampak selama pertemuan kabinet. Dia juga meng-instruksikan kepada seluruh menteri untuk bersiap lebih lanjut untuk bencana dan sepenuhnya menanggapi mereka.

Sebelumnya Abe dikritik karena respons lambat pemerintah pada Juli lalu ketika hujan memicu tanah longsor dan banjir. Peristiwa itu menewaskan lebih dari 200 orang saat bencana cuaca terburuk dalam 36 tahun melanda Jepang.

Dari awal Juni hingga akhir Juli, Jepang secara tradisional mengalami musim hujan baiu, ketika udara lembab dari selatan menyatu dengan udara yang lebih sejuk dan lebih kering dari utara.

Di masa lalu, musim baiu telah menyebabkan bencana alam yang menghancurkan. Juli lalu, setidaknya 200 orang tewas setelah hujan lebat memicu tanah longsor dan banjir. Hal tersebut menjadi salah satu bencana paling mematikan sejak gempa bumi dan tsunami pada 2011. (AFP/*/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik